RINGTIMES BANYUWANGI – Simak penjelasan mengenai dinamika arah politik luar negeri Indonesia pada masa demokrasi terpimpin, pembahasan pelajaran sejarah untuk kelas 12.
Demokrasi terpimpin berlangsung pada tahun 1959 sampai 1966 yang dipimpin oleh Ir.Soekarno.
Pada saat itu dinamika arah politik luar negeri Indonesia lebih condong ke arah blok komunis.
Baca Juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 12 SMA Halaman 39 Kegiatan 2, Kemelut di Majapahit
Hal ini ditandai dengan kedekatan dengan Uni Soviet, Korea Utara, dan Republik Rakyat China serta keluarnya Indonesia dari PBB.
Sebagaimana bahasan yang harus adik-adik diskusikan pada Buku Sejarah Kemendikbud, disebutkan juga mengenai kebijakan yang diambil oleh Ir.Soekarno dalam menentukan arah politik luar negeri Indonesia.
Karena kedekatan dengan beberapa negara tertentu dan lebih condong ke arah blok komunis, maka menimbulkan kebijakan politik luar negeri yang memihak blok tersebut.
Baca Juga: Materi PAI Kelas 12, Perkembangan Islam di Eropa
Sehingga dianggap bertentangan dengan asas “bebas aktif" yang dianut oleh Indonesia.
Indonesia keluar dari PBB pada tahun 1965 karena PBB menerima Malaysia sebagai anggota.
Saat itu presiden Sukarno memimpin Indonesia menuju "Konfrontasi" yang menentang pembentukan Malaysia yang terdiri atas Malaya, Sabah dan Serawak.
Baca Juga: Materi Bahasa Indonesia Kelas 12, Paragraf Opini pada Teks Pertama dan Kedua
Karena Indonesia menganggap Malaysia adalah kaki tangan imperialis Inggris.
Selain itu pemerintahan Soekarno juga membentuk Poros Jakarta Peking Pyongyang Moscow, dan menjalin hubungan erat dengan pemimpin negara Komunis seperti Nikita Kruschev dari Uni Sovyet, Mao Zedong dari China, dan Kim II Sung dari Korea Utara.
Soekarno semakin menjalin keakraban dengan pemimpin negara komunis, hal tersebut dapat diketahui saat Soekarno mengajak Kim II Sung ke Kebun Raya Bogor dan menghadiahkan bunga anggrek hibrida kepadanya.
Baca Juga: Identifikasi Kelebihan Konsep Negara Kesatuan, Pembahasan Materi PKN Kelas 12
Nah itulah dinamika arah politik luar negeri Indonesia pada masa demokrasi terpimpin, selamat belajar.***