Hikayat Islam yang Menyentuh Hati 'Bencilah Amalnya, Jangan Orangnya'

- 7 Maret 2022, 14:30 WIB
Ilustrasi. Kumpulan hikayat para pendahulu dengan sumber yang menyentuh hati. Terpercaya dan akurat tahun mulai dari ulama salaf hingga kaum biasa.
Ilustrasi. Kumpulan hikayat para pendahulu dengan sumber yang menyentuh hati. Terpercaya dan akurat tahun mulai dari ulama salaf hingga kaum biasa. /Pexels/Alexandr Podvalny

RINGTIMES BANYUWANGI - Beragama bukan hanya soal hubungan manusia dengan tuhan, tetapi hubungan manusia dengan manusia juga tak kalah penting, seperti pengertian dari adanya hikayat Islam.

Berdasarkan beberapa hikayat Islam, dalam menjalin hubungan sosial yang harmonis kita juga harus bisa menyesuaikan dengan kondisi lingkungan.

Dalam hikayat Islam mengajarkan bagaimana cara dan seperti apa hubungan yang baik antara beberapa manusia tanpa harus menyakiti jika terjadi perbedaan.

Baca Juga: Arti Mimpi Menurut Islam, Simak Penjelasan Ustadz Misbakhul Munir

Dilansir dari Sangu Urip buku karya Santri Tim Ta'lif Ma'had Aly Lirboyo, Kediri, pada Senin, 7 Maret 2022 berikut kumpulan hikayat sosial yang harus kalian ketahui.

1. Jadi Kiai Gara-gara Gojlokan

Suatu hari, Abu Yahya Zakaria Ibn Muhammad Ibn Ahmad Ibn Zakariya Al-Anshori(lahir di Sanikah, sebuah daerah di Mesir, pada tahun 823 H/ 1420 M, dan wafat tahun 926 H/ 1520 M) masuk kuliah di Universitas Al-Azhar Mesir dengan memakai imamah (surban) yang berukuran besar layakanya ulama terkemuka.

Ada seorang teman yang bekata kepada beliau dengan nada gojlokan,"Telah masuk seorang guru besar Islam(Syaikhul Islam)," setelah kejadian itu, Syaikh Zakariya Al-Anshori bersumpah tidak akan keluar dari Universitas Al-Azhar samapai nanti mendapat predikat "Syaikhul Islam" atau samapai meninggal dunia, dan sumpah beliau terpenuhi (Fawaid Al-Mukhtaroh Al Habib Zen bin Ibrahim bin Smith).

Baca Juga: 6 Pesantren Termewah dan Terbaik di Indonesia, Salah Satunya Al-Zaytun

2. Jangan Mengusir Pengemis

"Jangan mengusir pengemis yang pertama kali meminta kepadamu, takutlah terhadap hal ini! karena terkadang pengemis itu adalah malaikat yang meberikan ujian dari Allah Swt, kamu termasuk orang yang mensyukuri nikmat-Nya atau amalah justru mengkufuri-Nya"(Nashoihud Diniyyah, Al Habib Abdullah bin Alawi Al Haddad)

3. Bencilah Amalnya, Jangan Orangnya

Abu Qilabah bercerita suatu hari Abu Darda' melewati kelompok orang yang sedang mencela dan memaki-maki seorang laki-laki yang gemar berbuat dosa, beliau berkata "Apa alasan kalian memaki demikian. Andai lelaki itu tercebur kedalam sumur, apakah kalian bersedia mengeluarkanya?"

Jawab mereka, "Ya"

Abu Darda melanjutkan, "Oleh karna itu, janganlah kalian mencela saudara kalian sendiri, pujilah Allah Swt, yang telah menyelamatkan kalian,"

Mereka bertanya balik, "Apakah engkau tidak membencinya?"

"Yang aku benci hanya perbuatan jeleknya, ketika dia sudah meninggalkan amal jeleknya, maka ia saudaraku," jawab Abu Darda.(Al-Mushannaf, Abu Bakar Abdurrozzaq bin Hamam As Shan'ani).

Baca Juga: Wagub Jakarta Berangkatkan Ribuan Santri Gontor

4. Menyayangi Umat yang Belaku Maksiat

Salah satu sikap Syaikh Ma'ruf Al-Karkhi setiap kali melihat orang yang berbuat maksiat adalah, selalu mendoakannya agar mendapatkan ampunan serta memperoleh rahmat Allah Swt, berkaitan dengan hal ini, Imam Hasan Al-Bahsri berkata, "Di antara tanda-tanda wali abdal adalah memiliki karakter penyayang pada umat." (Mirqotus Al-Su'ud, Syaikh Muhammad Nawawi bin Umar Al-Bantani).***

Editor: Suci Arin Annisa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x