Tim Peneliti Temukan Kekurangan Pusat Ikan Bakar Pantai Blimbingsari, Usaha Bisa Ditingkatkan

- 20 Juni 2021, 12:45 WIB
Pusat kuliner ikan bakar Pantai Blimbingsari, Banyuwangi sudah terkenal. Namun punya beberapa kekurangan yang layak diperhatikan.
Pusat kuliner ikan bakar Pantai Blimbingsari, Banyuwangi sudah terkenal. Namun punya beberapa kekurangan yang layak diperhatikan. /Ahmad Suudi / Ringtimes Banyuwangi


RINGTIMES BANYUWANGI - Sebuah tim peneliti dari Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi) mencari tahu kekurangan pusat kuliner ikan bakar Pantai Blimbingsari, Banyuwangi.

Di tengah pandemi seperti ini, usaha kecil harus berbenah dan meningkatkan diri agar bisa mempertahankan penjualan produk mereka, termasuk pusat kuliner ikan bakar Pantai Blimbingsari.

Kekurangan pusat kuliner Pantai Blimbingsari yang mereka maksud adalah dari sisi daya tarik dan branding untuk menguatkan posisinya sebagai tempat tujuan makan ikan bakar.

Mereka adalah Adetiya Prananda Putra, Ayu Purwaningtyas, Tri Ajeng Rizki Ayu Pertiwi (mahasiswa) dari Program Studi Manajemen Bisnis Pariwisata Poliwangi, dengan jurnal Destination Branding Pantai Blimbingsari sebagai Sentra Kuliner Ikan Bakar di Kabupaten Banyuwangi.

"Brand ikan bakar yang melekat dengan jati diri Pantai Blimbingsari pun masih belum dikenal luas sehingga keunikan identitas ini perlu lebih diperkuat lagi," salah satu pernyataan dalam jurnal itu.

Baca Juga: Makan Ikan Bakar Pantai Blimbingsari, Harga di Bawah Rp100 Ribu, Masih Bisa Ditawar

Berikut kekurangan pusat kuliner Pantai Blimbingsari yang didapat dari analisis SWOT, dalam laporan yang dipublikasikan Jurnal Sosial Humaniora dan Pendidikan (JSHP) vol 5 nomor 1, terbit pada Januari 2021.

1. Belum adanya billboard atau ikon destinasi di titik-titik yang potensial

Billboard atau ikon sebuah tempat biasanya menarik pengunjung untuk ingat lagi tempat itu sehingga peluang untuk kembali akan semakin besar.

Billboard juga berguna untuk pengunjung baru yang belum memahami lokasi destinasi tersebut, sehingga terbantu untuk datang dan membeli ikan bakar.

Billboard biasanya dipasang di pintu masuk atau di tempat-tempat strategis yang ramai, yang juga menjadi sarana iklan.

Baca Juga: Ikan Bakar Pantai Blimbingsari Kembang Kempis di Masa Pandemi Covid-19

2. Belum adanya tagline yang merefleksikan citra destinasi

Pantai Blimbingsari telah lama terkenal menjadi sentra kuliner ikan bakar sehingga ramai dan warungnya semakin banyak seperti sekarang ini.

Tagline atau slogan yang tepat akan menambah jumlah orang yang mengetahui dan terus mengingat bahwa Pantai Blimbingsari adalah pusat kuliner ikan bakar.

Belum adanya tagline atau slogan sebagai pusat kuliner ikan bakar, memunculkan risiko tidak diingat orang atau pengunjung dalam jangka waktu yang lama.

Padahal penting untuk memberikan kesan dan ingatan baik yang kuat pada pengunjung agar mereka datang lagi di masa mendatang.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Bandara Blimbingsari Banyuwangi Sabtu 19 Juni 2021, Simak Sebelum Lakukan Penerbangan

3. Promosi belum maksimal

Penelitian itu menghasilkan salah satu temuan bahwa promosi Pantai Blimbingsari sebagai pusat kuliner belum dilakukan secara maksimal.

Padahal di masa Pandemi Covid-19 seperti ini, usaha-usaha kecil perlu dikenal lebih luas untuk mengurangi dampak sepinya pembeli.

4. Belum adanya standarisasi higienitas bagi pedagang

Peneliti menilai bahwa belum ada standarisasi higienitas yang diterapkan bersama-sama di pusat kuliner ikan bakar Pantai Blimbingsari.

Hal ini penting karena usaha mereka menyediakan produk makanan yang masalah kebersihannya sensitif bagi banyak pembeli.

Baca Juga: Usaha Kuliner Ikan Bakar dari Desa Blimbingsari, Keuntungan Di Masah Pandemi dan Sebelum Masa Pandemi

5. Penggunaan alat-alat saji yang kurang layak

Penelitian ini juga menilai bahwa ada alat-alat saji yang kurang layak yang masih digunakan.

Lantaran biasanya berbagai perlengkapan dengan fungsi tertentu memiliki usia maksimal pemakaian untuk dirawat ulang atau dieliminasi.

Meskipun ditemukan kekurangan-kekurangan yang perlu dibenahi, penelitian ini juga menemukan kekuatan branding destination pusat kuliner ikan bakar Pantai Blimbingsari.

Faktor penguat secara internal di antaranya lokasi strategis, citra kuliner ikan bakar yang telah melekat, akses yang mudah, harga relatif terjangkau, suasana yang nyaman, memiliki atraksi wisata keluarga, dan penggunaan bahan dari warga lokal.

Sementara faktor penguat dari eksternal, berupa kedekatannya dengan Bandara Banyuwangi yakni berjarak satu kilometer, kekuatan masyarakat lokal mendukung operasional usaha ikan bakar, dan penyelenggaraan event yang turut mendukung datangnya pengunjung.

Baca Juga: 6 Makanan yang Bikin Kulit Putih, Salah Satunya Makan Ikan

Demikian beberapa kekurangan pusat kuliner ikan bakar Pantai Blimbingsari yang ditemukan tim peneliti dari Program Studi Manajemen Bisnis Pariwisata Poliwangi.

Hal itu bisa menjadi bahan rencana pembenahan dan peningkatan pusat kuliner ikan bakar Pantai Blimbingsari, agar dikenal dan diingat masyarakat lebih luas.***

Editor: Ikfi Rifqi Arumning Tyas


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x