Waspadai 3 Jenis Stroke Paling Berbahaya dan Cara Pengobatannya

- 9 Desember 2020, 17:15 WIB
Ilustrasi Stroke.*
Ilustrasi Stroke.* /Pixabay

RINGTIMES BANYUWANGI - Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika aliran darah ke otak terhambat yang mengakibatkan sel-sel otak mulai mati.

Gejala stroke antara lain, mati rasa pada bagian tubuh tertentu dan kelumpuhan pada sebagian sisi tubuh.

Lalu juga masalah keseimbangan, sulit berjalan, sulit berbicara, dan mengalami kebingungan mendadak.

Baca Juga: Innalillahi, Kabar Duka Disampaikan Aa Gym Melalui Akun Instagramnya, Mohon Doanya

Selain itu, kepala yang pusing secara tiba-tiba, dan perubahan pada pengelihatan.

Ini dapat menyebabkan gejala serius, cacat untuk jangka waktu panjang, bahkan kematian.

Berikut ini jenis-jenis stroke dan bagaimana cara pengobatannya, dilansir Ringtimesbanyuwangi.com dari laman Healthline.

Baca Juga: Soal dan Jawaban PKn Kelas 6 SD Sedejarat Semester Ganjil

Transient Ischemic Attack (TIA)

Transient Ischemic Attack (TIA) atau disebut juga stroke ringan, dianggap sebagai peringatan stroke.

Hal ini terjadi karena gumpalan darah menghambat darah hingga tidak mengalir ke otak. Gejala yang dialami relatif singkat, bahkan kurang dari 5 menit.

Gumpalan darah ini akan larut dengan sendirinya dan penderita berangsur membaik kurang dari 24 jam.

Sering gejala hilang secara cepat sebelum sempat melakukan pemeriksaan. Untuk itu, jangan ragu melakukan konsultasi kepada dokter.

Baca Juga: Wisata Terpopuler, Daya Tarik Alam hingga Budayanya, Berikut Fakta Banyuwangi

Agar dapat diidentifikasi lebih lanjut untuk mendapat penanganan yang tepat sebelum terlambat.

Cara pengobatannya yaitu pemberian obat untuk mencegah stroke antara lain antiplatelet dan antikoagulan.

Antiplatelet mampu mengencerkan gumpalan darah. Sedangkan antikoagulan adalah obat yang mengurangi penggumpalan dalam darah.

Baca Juga: Kunci Jawaban Soal IPS Kelas 6 SD Materi Indonesia pada Era Globalisasi

Stroke Iskemik

Stroke iskemik terjadi ketika darah menggumpal sehingga tidak bisa mengalir lancar ke otak.

Umumnya disebabkan oleh penumpukan endapan lemak pada lapisan pembuluh darah atau disebut sebagai aterosklerosis.

Sebagian dari endapan lemak ini dapat menghalangi aliran darah di otak. Gejalanya hampir sama dengan TIA.

Baca Juga: Waspadai Penipuan Lewat Kode QR Palsu, Begini Cara Melindungi Smartphone Agar Tidak Diretas

Untuk stroke jenis ini, tidak akan hilang tanpa perawatan. Dan pengobatannya tergantung seberapa cepat penanganan yang diterima.

Untuk tiga jam pertama, dokter mungkin memberikan obat untuk melarutkan gumpalan darah.

Namun, pemberian obat tergantung riwayat medis penderita. Karena resiko penggunaan obat menyebabkan pendarahan.

Dokter juga bisa menggunakan prosedur secara fisik untuk menghilangkan gumpalan darah di dalam otak.

Baca Juga: 3 Cara Mudah Merawat Wajah Pria Untuk Kulit Sehat dan Bebas Jerawat

Stroke Hemoragik

Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah, dan menumpahkan darah ke jaringan sekitarnya.

Pecahnya pembuluh darah dapat dibagi menjadi tiga. Yang pertama adalah pembuluh darah yang melemah atau disebut Aneurisma.

Kedua adalah cacat pada pembuluh darah atau Malformasi Arteriovenous (AVM). Jika pembuluh yang abnormal ini pecah, dapat mengakibatkan stroke hemoragik.

Baca Juga: Perawatan Kulit Sehat dan Cerah, 6 Skincare Wajib yang Harus Diketahui Pemula

Ketiga yaitu tekanan darah tinggi sehingga pembuluh darah kecil menjadi lemah dan berlanjut pada pendarahan.

Cara pengobatannya, melibatkan prosedur bedah termasuk kliping bedah atau kumparan. Gunanya agar menjaga pembuluh darah dari pendarahan lebih lanjut.

Selain itu, transfusi darah juga diperlukan untuk meningkatkan jumlah bahan pembekuan darah agar pendarahan berhenti.***

Editor: Ikfi Rifqi Arumning Tyas

Sumber: Healthline


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah