Penyakit Stroke Bisa Disebabkan oleh Gangguan Tidur, Hentikan Kebiasaan Begadang

- 26 Februari 2021, 13:00 WIB
Ilustrasi gangguan tidur
Ilustrasi gangguan tidur /Feepik/tirachardz.

RINGTIMES BANYUWANGI - Banyak hal yang bisa menyebabkan stroke. seperti makanan dan kebiasaan buruk. Salah satunya gangguan tidur juga meningkatkan risiko stroke.

Gangguan tidur atau somnipati banyak dialami orang di Indonesia. Macamnya juga beragam, mulai dari insomnia, sleep apnea, sindrom kaki gelisah, dan lain-lain.

Beberapa orang menganggap hal ini merupakan hal yang biasa. Malah sebagian cukup menikmati gangguan ini dengan memanfaatkannya untuk kumpul dengan teman atau menikmati aktivitas malam lainnya.

Padahal, hal seperti ini tidak bisa dianggap remeh. Disadari atau tidak, gangguan tidur juga dapat menyebabkan masalah serius di kemudian hari.

Baca Juga: Besok! Stray Kids dan GOT7 Meriahkan Perayaan Ulang Tahun Shopee di TV Show Shopee 12.12 Birthday

Dilansir Ringtimesbanyuwangi.com dari Boldsky pada tanggal 26 Februari 2021 mengenai Resiko stroke yang meningkat karena gangguan tidur.

Orang dengan gangguan tidur seperti insomnia, sleep apnea atau gangguan tidur yang lain lebih cenderung mengalami stroke atau masalah pemulihan setelah mengalaminya daripada mereka yang tidur nyenyak, kata sebuah penelitian.

Penemuan ini menunjukkan bahwa orang yang pernah mengalami stroke atau stroke ringan, yang disebut serangan iskemik transien, diskrining untuk gangguan tidur.

Baca Juga: Kenali Gejala Gagal Hati, Lakukan Pencegahan dengan Langkah Berikut

Umumnya orang yang mengalami gangguan tidur kurang istirahat. Sehingga tubuh juga bekerja lebih keras untuk tetap terjaga.

Metabolisme tubuh juga terganggu karena kurangnya waktu untuk regenerasi tiap-tiap organ dalam tubuh akibat gangguan tidur.

Selain itu, juga membuat kesehatan menurun dan rentan terkena penyakit.

Hal ini juga menyangkut predaran darah yang menjadi tidak lancar. Puncak kemungkinan terburuknya adalah dapat berisiko terkena stroke.

Baca Juga: 11 Gejala Diabetes Tipe 1 pada Anak dan Remaja, Orang Tua Wajib Waspada

“Gangguan tidur umum terjadi setelah stroke," kata penulis studi Dirk Hermann dari University Hospital Essen di Jerman.

“Karena orang dengan gangguan tidur lebih mungkin mengalami stroke atau hasil negatif lainnya daripada orang tanpa masalah tidur,” tambahnya.

Penemuan yang dipublikasikan online di jurnal Neurology didasarkan pada tinjauan pustaka. Untuk tinjauan pustaka, para peneliti memeriksa lusinan studi yang melihat hubungan antara gangguan tidur dan stroke.

Baca Juga: 6 Gejala Stroke pada Setiap Bagian Tubuh, Segera Lakukan Penanganan Jika Terjadi

Gangguan tidur umumnya terbagi dalam dua kategori, gangguan pernapasan saat tidur dan gangguan tidur-bangun. Masalah pernapasan saat tidur seperti sleep apnea mengganggu pernapasan saat tidur.

Gangguan tidur-bangun seperti insomnia dan sindrom kaki gelisah memengaruhi jumlah waktu yang dihabiskan untuk tidur.

Tinjauan tersebut menemukan bukti yang menghubungkan masalah pernapasan saat tidur dengan risiko stroke dan pemulihan.

Baca Juga: Cegah dan Obati Diabetes Hanya dengan Jahe, Segera Sediakan di Rumah

 “Gangguan tidur-bangun juga dapat meningkatkan risiko stroke dan membahayakan pemulihan, meski hanya ada sedikit bukti yang membuktikannya,” kata para peneliti.***

Editor: Ikfi Rifqi Arumning Tyas

Sumber: Bold Sky


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah