RINGTIMES BANYUWANGI – Bunga sungsang atau kembang jongrang, kembang kuku macan. Dan beberapa penyebutan yang berbeda disetiap daerah seperti katongkat, kembang sungsang di Sunda, dongkel sungsang, mondalika, pancing tawa, pancing tawa, atau disebut mandhalika di Madura.
Bunga ini tersebar luas disekuruh Nusantara, bahkan hingga di ujung Papau. Bunga sungsang merupakan salah satu jenis tumbuhan dari enam jenis dalam genus gloriosa.
Bunga sungsang tumbuh dengan merambat dan memiliki umbi yang dapat bertahan pada keadaan kering. Umbi kembang sungsang beracun sekaligus berkhasiat pengobatan.
Menurut penelitian Acharya dan tim pada tahun 2005 yang dikutip dari satuharapan.com seluruh bagian tubuh pada kembang sungsang mengandung kolkisina.
Bunga sungsang miliki kandungngan kolkisina pada daun dan umbi kembang sungsang mencapai sekitar 0,1 sampai 0,8 persen. Selain itu, sumber kolkisina kembang sungsang yang tertinggi terdapat dalam biji, yang kandungannya mencapai sekitar 1,32 persen, 2 hingga 5 kali lebih tinggi dari kandungan dalam umbi.
Baca Juga: Keseringan Minum Boba, Seorang Warganet Curhat Hampir Diamputasi
Bunga sungsang memiliki beragam manfaat untuk pengobatan tradisional seperti yang telah dilakukan oleh orang-orang di Afrika tropis dan Asia. Saat ini spesies ini dibudidayakan secara luas untuk tujuan pasar komersial.
Tumbuhan ini mengandung alkaloid kolkisina, yang dimanfaatkan dalam produksi obat. Kolkisina telah digunakan secara efektif dalam pengobatan gout akut atau rematik, dan juga untuk mengobati cacingan, memar, infertilitas, dan masalah kulit.
Selain itu, bunga sungsang juga telah digunakan untuk menghilangkan duri, paku, dan parasit kulit, sebagai penangkal gigitan ular, pencahar, dan aborsi.
Alkaloid kolkisina juga terbukti berguna dalam pengobatan ulkus kronis, arthritis, kolera, sakit perut, masalah ginjal, dan tifus.