Kisah Kopassus yang Tersesat 18 Hari di Belantara Papua, Ditemani 3 Makhluk Gaib

- 19 Mei 2021, 13:43 WIB
Kisah di luar nalar yang dialami Prajurit Kopassus saat tersesat selama 18 hari di hutan belantara Papua, tanpa bekal apa pun.
Kisah di luar nalar yang dialami Prajurit Kopassus saat tersesat selama 18 hari di hutan belantara Papua, tanpa bekal apa pun. /Tangkapan layar/ Kopassus.mil.id/

RINGTIMES BANYUWANGI – Banyak kisah menarik dan misteri yang diceritakan prajurit TNI dalam bertugas.

Salah satunya kisah perjuangan seorang prajurit di Papua. Tanah Papua dikenal dengan hutannya yang begitu luas.

Kisah ini telah tertulis dalam buku dengan judul Kopassus untuk Indonesia karya Iwan Santosa dan E.A Natanegara.

Baca Juga: Perbandingan Kekuatan Militer Indonesia dan Israel, Cek yang Lebih Unggul

Ada kisah dari seorang anggota Kopassus yang namanya disamarkan menjadi Pak Selvanus.

Saat dikirim ke Papua, Selvanus ditempatkan sebagai komandan pos di Timika, yang waktu itu sangat rawan karena keberadaan Tadius Yogi yang cukup rajin membunuh tentara.

Dua pekan sekali, Selvanus mendengar ada anggota TNI yang terbunuh.

Hingga suatu hari, turun perintah dari Pangdam untuk menggrebek suatu desa markas OPM (Organisasi Papua Merdeka) yang jaraknya enam hari dengan jalan kaki dari pos Timika.

Baca Juga: Wakil Ketua MPR: Jokowi Segera Undang Presiden Palestina dan PM Israel untuk Cari Solusi Damai

Selvanus meminta prajurit-prajurit terpilih dari Batalyon 752 Sorong untuk dibawa menyerbu desa markas OPM.

Pasukan tersebut berangkat pada bulan Oktober. Pada hari ke-5, mereka menemukan sungai dengan arus yang sangat deras untuk diseberangi.

Dari 10 prajurit, satu personel berhasil menyeberangi sungai tersebut. Saat prajurit keenam akan menyeberang, sayangnya ia tidak bisa berenang.

“Kebetulan saya jago berenang, jadi ketika saya lihat prajurit itu masih ke dalam pusaran air di tikungan sungai, saya juga ikut masuk menyelam. Akhirnya ia terbuang dan terus saya ikuti. Sampai suatu titik sungai itu hilang jadi air terjun. Ya saya minggir,” kata Selvanus, dikutip ringtimesbanyuwangi.com dari kanal YouTube TOP INFO, Rabu 19 Mei 2021.

Baca Juga: Joe Biden Dukung Gencatan Senjata Israel ke Palestina: Untuk Membela Diri dari Hamas

Sampai akhirnya ia menepi, tinggallah Selvanus sendirian di hutan Papua yang berada di ketinggian 4000 meter di atas permukaan laut. Selvanus mengenakan baju basah, dan tanpa bekal apa pun.

“Lima orang sudah menyeberang, tiga orang belum menyeberang, dan saya hanyut bersama si Kopral. Ini adalah satu-satunya motivasi saya untuk bertahan dan mencari si Kopral, karena anak buah saya yang di sungai pasti bisa saling menolong,” ujar Selvanus.

Besoknya, walaupun tidak makan seharian, Selvanus masih optimis anak buahnya tersangkut dan masih selamat.

Baca Juga: BMKG Peringatkan Wilayah Indonesia Akan Memasuki Awal Musim Kemarau

“Di sinilah mungkin saya terlalu asik mencari sehingga ketika mau balik, saya sudah tidak bisa kembali lagi. Di kepala saya, saya harus mencari arah ke Timika untuk lapor ke Komandan dan melanjutkan pencarian anak buah yang hilang,"

"Tidak terasa sudah masuk hari keempat. Sepatu saya hilang karena hanyut ketika dibuka waktu tidur. Hari keenam saya sudah di ambang sadar,” cerita Selvanus.

Selvanus tidak bisa lagi menceritakan secara detail apa yang terjadi selama menghilang di hutan Papua.

Baca Juga: 6 Pasukan Elit Indonesia yang Ditakuti Dunia, Sangat Mematikan dan Terlatih

Selvanus ingat dirinya berusaha bertahan hanya dengan makan akar tanaman, pucuk pinang, dan daun-daunan yang tidak beracun.

“Hari keenam itu saya sudah melihat alam lain. Saya mulai ngobrol dan komunikasi. Mungkin itu halusinasi karena saya mendengar suara kampung, suara masjid, suara orang nyanyi-nyanyi di gereja,” tuturnya.

Anehnya, ia masih bisa berjalan hingga hari ke-11 dan menyeberangi sungai selebar 200 meter sebelum ia tiba di Timika.

Menurut Wakil Komandan Satgasnya yang waktu itu berada di Jayapura, Selvanus tiba di Timika hanya tinggal tulang berbalut kulit.

Mata Selvanus terus berputar liar seperti penari kecak dengan telapak kaki yang bengkak penuh dengan potongan kayu.

Empat orang dokter turun untuk memeriksanya, dan Selvanus dinyatakan sehat, bebas dari cacing tambang hingga malaria.

“Setelah dinyatakan sembuh saya diundang ke Jayapura untuk mkan-makan dengan Danjen, Pangdam, dan staf-stafnya. Anehnya, makanan satu meja itu semua habis saya makan sendiri,” ujar Selvanus.

Selama hidup di hutan, Selvanus menceritakan bahwa dia tidak sendiri. Ada yang menemaninya yaitu makhluk yang hidup di dunia lain.

“Saya makan banyak begitu bukan balas dendam, tapi rupanya ada yang ikut.”

“Tiba-tiba saya ingat bahwa saya selama di hutan memang selalu ditemani tiga orang, kalau matahari sudah terbenam, satu memijat kaki, satu memijat pundak, san satu lagi berbagi rokok dengan saya.”

Selvanus pun dibawa ke orang pintar untuk dimandikan jam 12 malam dengan air bunga. Selesai dimandikan ia hanya mengajukan satu pertanyaan, “kok saya ada di Jayapura?”

Dari cerita Selvanus ada contoh luar biasa, yaitu seorang komandan TNI yang tidak meninggalkan anak buahnya saat dalam bahaya.***

Editor: Ikfi Rifqi Arumning Tyas


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x