Karena suaminya menjadi pemimpin perang, maka ia sering ditinggal oleh suaminya ke medan perang sehingga ia selalu merasa kesepian.
Dan kebiasaannya untuk mengagumi kecantikan yang dimilikinya, membuat ia banyak dilayani oleh selingkuhannya hingga ia pernah melarikan diri dengan kekasih gelapnya.
Namun, meskipun Elizabeth ketahuan tetapi sang suami tetap memaafkannya.
Tak hanya itu, ia juga terpengaruh dengan aliran sesat dengan memuja setan yang didapatkannya dari pelayan terdekatnya.
Ketika Elizabeth berusia 40 tahun, ada seorang pelayan yang menyisir rambutnya dan tak sengaja menarik rambutnya.
Baca Juga: 5 Daerah Penghasil Wanita Tercantik di Indonesia
Melihat hal itu, Elizabeth langsung menampar sang pelayan sampai berdarah-darah. Melihat darah yang jatuh di tangannya, Elizabeth menganggap bahwa darah itu memberinya kesegaran.
Mulai dari sinilah kekejaman Elizabeth dimulai, ia membunuh pelayan-pelayan di kastilnya dengan cara menyiksanya untuk mendapatkan darahnya.
Penyiksaan yang digunakan pun sangatlah tak manusiawi, ia akan menggigit, memukul, memutilasi, membakar, dan tak memberi makan pada korbannya hingga mati.
Ketika gadis-gadis di kuilnya mulai habis, Elizabeth mulai mencuri gadis-gadis bangsawan lainnya.