Baca Juga: Seorang Penjelajah Waktu Ramalkan Akhir Corona dan Gagalnya Trump?
"Kelompok Eksekutif Uji Solidaritas, yang mewakili 10 negara peserta, bertemu pada hari Sabtu dan telah sepakat untuk meninjau analisis komprehensif dan penilaian kritis terhadap semua bukti yang tersedia secara global," katanya.
Lebih lanjut, Tedros mengatakan bahwa tinjauan tersebut akan mempertimbangkan data yang dikumpulkan sejauh ini untuk mengevaluasi secara memadai potensi manfaat dan bahaya dari obat tersebut.
"Kelompok Eksekutif telah menerapkan jeda sementara lengan hidroksi kloroquine dalam Uji Coba Solidaritas sementara data keselamatan ditinjau oleh Dewan Pemantau Keamanan Data," ujar Tedros.
Baca Juga: Kabar Duka Meninggalnya Mamah Dedeh Adalah Hoaks? Simak Selengkapnya
Hydroxychloroquine telah dipuji oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump sebagai pengobatan yang mungkin untuk penyakit yang disebabkan oleh Virus Corona.
WHO sebelumnya merekomendasikan untuk tidak menggunakan hydroxychloroquine untuk mengobati atau mencegah infeksi virus corona, kecuali sebagai bagian dari uji klinis.
Tedros menambahkan bahwa masalah keamanan atas obat hanya terkait dengan penggunaan hydroxychloroquine dan klorokuin dalam COVID-19.
Baca Juga: Di Bandung, 22 Pusat Perbelanjaan Dibuka Kembali Pada 30 Mei 2020
"Obat-obatan ini diterima secara umum aman untuk digunakan pada pasien dengan penyakit autoimun atau malaria," tutur Tedros.