"Supir bus itu hanya melakukan pekerjaannya," komentar Gerald.
"Ia berangkat dari rumahnya di pagi hari dan tak kembali, meninggalkan seorang janda dan tiga putranya menjadi yatim," sambungnya.
"Ini adalah tindakan yang benar-benar keji," tegas Menteri Dalam Negeri Prancis itu.
Prancis sempat begitu kesusahan menghadapi pandemi virus corona, sama seperti sejumlah negara Eropa Barat lainnya.
Meski jumlah kematiannya tak separah Italia atau Inggris, para pakar yakin data riil lebih tinggi, karena terbatasnya pengetesan dan banyak yang alami gejala ringan.***( Mahbub Ridhoo Maulaa / Pikiran Rakyat)