Terungkap Fakta Baru, Aksi Militer AS Mengintai Laut China Selatan Sejak 2009 Lalu

- 4 Agustus 2020, 12:54 WIB
AS ancam lakukan balasan jika Tiongkok melanggar kebebasan navigasi internasional di Laut China Selatan. / PIXABAY
AS ancam lakukan balasan jika Tiongkok melanggar kebebasan navigasi internasional di Laut China Selatan. / PIXABAY /

RINGTIMES BANYUWANGI – Semakin memanasnya hubungan antara China dengan Amerika Serikat (AS) ternyata tak hanya dalam beberapa bulan terakhir saja. Sebuah data dari lembaga penyelidikan China untuk Laut China Selatan, membuktikan bahwa militer Amerika sudah memantau pergerakan armada China lebih dari 10 tahun terakhir.

bahkan dalam sebuah laporan sebelumnya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, armada militer China kerap menunjukkan kekuatan di wilayah Laut China Selatan. Sejumlah insiden pun terjadi sejak awal 2020 dan membuat Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) dituding sebagai dalangnya.

Aksi-aksi militer China ini juga membuat sejumlah negara Asia Tenggara geram, sehingga membuat Amerika memiliki dugaan kuat bahwa China memang sengaja melakukannya. Amerika beranggapan bahwa China punya ambisi menguasai wilayah Laut China Selatan, dan menciptakan istilah "Kerajaan Maritim".

Baca Juga: Jadwal Acara TV SCTV Selasa, 4 Agustus 2020: Pangeran, Topeng Kaca

Bahkan yang terbaru, telah terungkap sebuah fakta jika armada Angkatan Bersenjata Amerika Serikat (US Armed Forces) sudah melakukan pengintaian terhadap aktivitas militer China sejak 2009 silam. Menurut laporan Global Times, lembaga Inisiatif Penyelidikan Situasi Strategis Laut China Selatan (SCSPI) punya banyak data terkait aksi pengintaian militer Amerika.

Laporan tersebut menyebutkan bahwa SCSPI memiliki data yang cukup akurat, karena menggunakan Automatic Identification System (AIS) dan Automatic Dependent Surveillance-Broadcast (ADS-B) untuk melacak kapal dan pesawat asing yang masuk Laut China Selatan.

"Pekerjaan kami adalah penambangan data. Dari data asli yang luas, kami telah menetapkan parameter yang relevan. Sehingga, kami bisa secara otomatis mengumpulkan data terkait situasi strategis Laut China Selatan. (Kami mengetahui) adanya kapal perang, pesawat tempur, kapal layanan publik, dan kapal nelayan. Kami membuat statistik analisis berdasarkan (data) itu," ujar Hu Bo, Direktur SCSPI.

Baca Juga: Terkait Laporan Video Obat Virus Corona, Kepolisian Bakal Panggil Anji dan Hadi Pranoto

Yang mengejutkan, SCSPI membeberkan fakta bahwa armada militer Amerika secara signifikan meningkatkan pengintaian lewat udara dalam tiga bulan terakhir.

Ternyata, aksi mata-mata menggunakan pesawat intai militer dilakukan ratusan kali oleh Amerika. SCSPI mencatat, ada 35 kali aksi pengintaian pada Mei, 49 kali di bulan Juni, dan 67 kali pada bulan lalu.

Gilanya lagi, SCSPI punya data aksi pengintaian militer Amerika di Laut China Selatan sejak 2009. Dalam laporannya, SCSPI menyebut ada lebih dari 1.000 kapal Angkatan Laut Amerika (US Navy) memasuki wilayah tersebut pada 2019.

Baca Juga: Inilah Kisah Seorang Miliarder Asal Malaysia yang Kini Jadi Buronan

Di udara, Angkatan Udara Amerika (US Air Force) mengirim rata-rata tiga sampai lima unit pesawat tempur dan pesawat intai ke Laut China Selatan.

Halaman:

Editor: Sophia Tri Rahayu

Sumber: Warta Ekonomi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x