Para Pengunjuk Rasa Mendidih di Jalan-Jalan Beirut, 'Kami membutuhkan keadilan'

- 9 Agustus 2020, 11:48 WIB
Seorang perempuan membawa bendera Lebanon saat aksi unjuk rasa pada 8 Agustus 2020/
Seorang perempuan membawa bendera Lebanon saat aksi unjuk rasa pada 8 Agustus 2020/ /AFP

RINGTIMES BANYUWANGI - Kemarahan meningkat di ibu kota saat kerumunan menuntut pengunduran diri pemerintah Lebanon setelah ledakan hari Selasa, 4/8/2020 lalu.


Puluhan ribu demonstran menuntut pengunduran diri pemerintah Lebanon yang diperangi pada hari Sabtu kemarin, mereka melakukan aksi bentrok dengan polisi dan tentara juga mencerca kelas politik yang mereka tuduh secara universal atas ledakan dahsyat yang menghancurkan beberapa bagian Beirut pada Selasa lalu. 


Dilansir dari laman The Guardian, unjuk rasa di Alun-Alun Martir ibu kota itu didahului dengan pengunduran diri tiga anggota parlemen dari parlemen Lebanon terdekat.

Baca Juga: Live Streaming Trans7, ini Jadwal Lengkap Balapan Moto GP


Kerumunan yang mendidih tersebut menyerukan agar orang lain mengikuti. Di sisi lain, perdana menteri Lebanon, Hassan Diab, menyerukan bahwa pemilihan awal kemungkinan akan dilaksanakan setelah dua bulan.

 

Sebelumnya, reaksi dari para pemimpin yang dikepung adalah untuk melisensikan tanggapan garis keras dari pasukan keamanan yang membombardir sebagian demonstrasi dengan gas air mata dan menembakkan peringatan ke udara ketika pengunjuk rasa yang melempar batu mendekati kantor parlemen.

 

Pada pukul 9 malam, rentetan gas air mata yang tak henti-hentinya telah membersihkan alun-alun, tetapi energi serta kementerian luar negeri telah disusupi oleh pengunjuk rasa dan kementerian lingkungan pun dibakar.

 Baca Juga: Facebook Menghapus Lusinan Jaringan yang Menyamar Sebagai Pendukung 'Hitam' DonaldTrump

Halaman:

Editor: Galih Ferdiansyah

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x