Ditemukan di Bawah Es Antartika Sisa-Sisa Hutan Tropis 90 Juta Tahun

- 6 April 2020, 12:00 WIB
ILUSTRASI hutan hujan sedang yang tumbuh subur di Antartika Barat sekitar 90 juta tahun yang lalu.*
ILUSTRASI hutan hujan sedang yang tumbuh subur di Antartika Barat sekitar 90 juta tahun yang lalu.* /Alfred-Wegener-Institut / J. McKay - Creative Commons licence CC-BY 4.0/

RINGTIMES - Selama ini Benua Antartika diketahui sebagai salah satu benua yang ditutupi es, namun dalam sebuah penelitian baru-baru ini sekitar 90 juta tahun lalu, Antartika sebelah barat merupakan tempat hutan tropis beriklim sedang.

Di Antartika Barat juga ditemukan bahwa suhu di wilayah itu lebih hangat dibandingkan seperti sekarang, seblumnya sisa-sisa hutan hujan ditemukan di bawah es inti sedimen yang dikumpulkan oleh tim peneliti internasional dari dasar laut di dekat Pine Island Glacier di Antartika Barat pada 2017 lalu.

Ketika peneliti menemukan fosil-fosil tersebut, mereka menemukan sesuatu yang tak biasa yaitu lapisan yang terbentuk sekitar 90 juta tahun memiliki warna yang berbeda. 

"Itu jelas berbeda dari lapisan-lapisan di atasnya," kata ketua peneliti Johann Klages, seorang ahli geologi di Alfred Wegener Institute Helmholtz Center for Polar and Marine Research di Bremerhaven, Jerman, dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Raisa Terpaksa Tunda Konser Tunggal GBK, Karena Wabah COVID-19

Di laboratorium, tim peneliti memasukkan fosil ke dalam pemindai CT (computed tomography). Gambar digital yang dihasilkan menunjukkan jaringan akar yang padat di seluruh lapisan tanah. Fosil itu juga mengungkapkan serbuk sari kuno, spora dan sisa-sisa tanaman berbunga dari periode Cretaceous (sekitar 145 juta hingga 65 juta tahun lalu).

Ahli paleoekologi di Universitas Northumbria di Inggris, Ulrich Salzmann menganalisis serbuk sari dan spora dan mampu merekonstruksi vegetasi dan iklim Antartika Barat yang berusia 90 juta tahun.

"Banyaknya sisa-sisa tanaman mengindikasikan bahwa pantai Antartika Barat, pada waktu itu adalah hutan rawa yang beriklim sedang, mirip dengan hutan yang ditemukan di Selandia Baru hari ini," kata Salzmann dalam pernyataannya.

Inti sedimen juga mengungkapkan bahwa selama pertengahan periode Cretaceous di Antartika Barat memiliki iklim ringan, dengan suhu udara rata-rata tahunan sekitar 12 derajat Celcius.

Halaman:

Editor: Dian Effendi

Sumber: Pikiran-Rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x