"Tapi, sampel (dari Mars) yang dibawa (NASA) akan dikarantina dan diperlakukan seolah-olah mereka adalah virus Ebola sampai terbukti aman," tambahnya.
Jim Bridenstine selaku Administrator NASA mengumumkan tahun 2019 lalu bahwa badan antariksa Amerika Serikat itu bertujuan untuk menempatkan manusia di Mars sekitar tahun 2030-an hingga awal 2035.
Baca Juga: Virus Corona Merebak di Panti Jompo, Akibat Pulangkan Manula Positif Corona
Pada pertengahan 1970-an, NASA menjalankan misi ke planet Mars pada program Viking I dan II. Misi ini menggunakan roket berbiaya besar dan dapat disterilkan dengan menggunakan panas yang tinggi ketika tiba di Bumi.
Namun, kini roket dapat dikembangkan dengan biaya rendah milik swasta seperti SpaceX, pesawat ruang angkasa ini akan menggunakan biaya mereka sendiri.
Hubbard mencatat bahwa sterilisasi panas saja tidak cukup untuk mendekontaminasi, tetapi menggabungkan proses dengan pembersihan kimia kemungkinan lebih efektif.
Baca Juga: Lantaran Menduga Istrinya Selingkuh, Pria Ini Nekat Gantung Diri
Seperti kami kutip dari artikel berjudul Ilmuwan Beri Peringatan, Virus Alien akan Ancam Manusia jika Nekat Bawa Pulang Batu dari Mars
Misi luar angkasa Mars 2020 dari program Eksplorasi Mars milik NASA (Perseverance Rover) yang membawa sebuah wahana penjelajah dan direncakan akan mendarat di Mars pada 17 Juli 2020.
Menurut Hubbard, penjelajah Mars dari NASA itu harus dipanaskan ketika tiba kembali ke Bumi, karena para staf pekerja bisa terpapar kemungkinan virus alien.