Akhirnya SpaceX Berhasil Menangkan Kontrak untuk Terbangkan Misi Keamanan Milik Militer AS

- 13 Agustus 2020, 16:28 WIB
Dokumentasi - Roket SpaceX Falcon yang membawa satelit komunikasi Arabsat 6A lepas landas dari Kennedy Space Center di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, Kamis 11 April 2019 waktu setempat.
Dokumentasi - Roket SpaceX Falcon yang membawa satelit komunikasi Arabsat 6A lepas landas dari Kennedy Space Center di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, Kamis 11 April 2019 waktu setempat. /ANTARA/Reuters/Thom Baur/

RINGTIMES BANYUWANGI - Perusahaan antariksa swasta SpaceX milik Elon Musk berhasil memenangkan kontrak untuk melakukan peluncuran misi keamanan rahasia militer Amerika Serikat (AS) ke luar angkasa.

Dikutip Ringtimesbanyuwangi.com dari Pikiran-rakyat.com, salah satu peluncuran telah dikonfirmasi di tahun 2022 mendatang.

Pihak Departemen Pertahanan AS juga mengharapkan akan menggunakan SpaceX selusin misi lagi hingga tahun 2026, tetapi belum ada rincian lebih lanjut.

Baca Juga: Kasus Virus Corona di Indonesia, 13 Agustus 2020 Tambah 2.098 Jiwa

Kontrak tahap kedua dari program National Security Space Launch (NSSL) akan mencakup 40 persen misi untuk Angkatan Luar Angkasa AS.

Sedangkan, 60 persen peluncuran lainnya akan ditangani oleh United Launch Alliance (ULA), perusahaan patungan antara Boeing dan Lockheed Martin yang sebelumnya memonopoli peluncuran dari pemerintah AS sejak tahun 2006.

Roket Falcon 9 milik SpaceX bisa digunakan kembali dan lebih menghemat biaya. Metode ini tidak dimiliki perusahaan antariksa lainnya.

Baca Juga: Berikut Rekomendasi HP Realme Terbaik dengan Harga di Bawah 2 Jutaan

Artikel ini sebelumnya telah terbit di Pikiran-Rakyat.com dengan judul SpaceX Menangkan Kontrak Terbangkan Misi Keamanan Milik Militer AS

Adapun perusahaan Northrop Grumman dan Blue Origin milik Jeff Bezos kehilangan kontrak dengan militer AS.

Dari empat perusahaan, SpaceX adalah satu-satunya yang tersisa dari kontrak yang diberikan NSSL pada fase satu. Dokumen pengadilan mengungkapkan bahwa pemerintah AS khawatir SpaceX akan menggunakan dana tersebut untuk mengembangkan pesawat luar angkasa Starship.

Dalam sebuah pernyataan menanggapi pengumuman tersebut, Blue Origin mengatakan kecewa karena roket New Glenn-nya tidak dipilih untuk program NSSL fase dua.

Baca Juga: Rumor Prabowo Gantikan Ma’ruf Amin, Andre: Tidak Perlu Dianggap Serius

"Kami tetap yakin New Glenn akan memainkan peran penting bagi komunitas keamanan nasional di masa depan karena meningkatnya kesadaran bahwa ruang angkasa adalah domain yang diperebutkan dan kemampuan peluncuran yang kuat, responsif, serta semakin penting bagi keamanan AS," tulis Blue Origin.

Sementara Northrup Grumman juga mengatakan pihaknya kecewa dengan keputusan tersebut.

"Kami kecewa dengan keputusan ini. Kami yakin kami mengajukan proposal yang kuat yang mencerminkan pengalaman peluncuran luar angkasa kami yang luas dan memberikan nilai kepada pelanggan kami," kata North Grumman.(Julkifli Sinuhaji/Pikiran Rakyat).***

 

Editor: Galih Ferdiansyah

Sumber: Pikiran-Rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x