Istri Awak KRI Nanggala 402 Peluk Bupati Banyuwangi, 'Mas Pandu Pamit dan Minta Doa'

26 April 2021, 14:59 WIB
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengunjungi istri Serda Ede Pandu Yudha Kusuma yang gugur atas tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402 /Instagram/@ipukfdani/

RINGTIMES BANYUWANGI – Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dan Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlanal) Banyuwangi Letkol Laut Eros Wasis mengunjungi keluarga awak KRI Nanggala 402, Serda Ede Pandu Yudha Kusuma.

Diketahui Serda Ede Pandu bertugas sebagai bagian operator senjata pada kapal selam KRI Nanggala 402 yang telah dinyatakan tenggelam.

Saat dikunjungi Bupati Banyuwangi di Desa Ketapang, Mega Dian Pratiwi, istri Serda Ede Pandu tak kuasa menahan tangis atas gugurnya sang suami tercinta.

Baca Juga: 5 Kepribadian Pria yang Tidak Akan Membuat Wanita Patah Hati

Sambil memeluk pundak Ipuk dengan amat erat, Mega melontarkan kesedihannya yang begitu mendalam.

”Suami saya sudah tenang di sisi Allah, Bu,” ujar Mega dikutip Ringtimesbanyuwangi.com dari banyuwangikab.go.id pada 26 April 2021.

Tak kuasa menahan haru, Ipuk turut menenangkan Mega sembari mengucapkan doa atas kabar meninggal dunianya Serda Ede Pandu.

Baca Juga: 5 Cara Mengungkapkan Rasa Sayang pada Pria

“Aamiin…aamiin. Insha Allah Mas Pandu syahid, syahid, syahid. Sabar, ikhlas ya Mbak,” kata Ipuk.

Suatu hal yang lebih mengharukan, Mega dengan Serda Ede Pandu baru menjalin bahtera rumah tangga selama dua bulan.

Bahkan Mega saat ini tengah mengandung anak dari Serda Ede Pandu.

Baca Juga: Mengungkap Angkernya Selat Bali yang Menenggelamkan KRI Nanggala-402

Dalam suasana haru, Mega menceritakan terkait komunikasi terakhirnya bersama sang suami sebelum KRI Nanggala 402 dinyatakan hilang kontak pada Rabu, 21 April 2021 pukul 03.00 lalu.

Mega mengatakan bahwa tepat pada Rabu, 21 April 2021 pukul 02.00 dini hari, Serda Ede Pandu masih mengirimkan pesan kepadanya.

Pada pesan tersebut, Serda Ede Pandu berpamitan dan meminta doa kepada Mega agar seluruh kegiatannya pada saat itu memperoleh kelancaran.

Baca Juga: Prabowo Subianto Janji Akan Biayai Sekolah Anak Prajurit KRI Nanggala 402 hingga Universitas

"Mas Pandu pamit berlayar, minta doa supaya lancar. Setelah itu ponselnya tidak bisa dihubungi," tutur Mega sembari menangis sesenggukan.

Itulah percakapan pesan terakhir yang dilontarkan Serda Ede Pandu kepada Mega, hingga kabar duka hilangnya KRI Nanggala 402 datang.

Sementara itu, keluarga Serda Ede Pandu yang berada di Perumahan Flamboyan, Kecamatan Sobo, Banyuwangi menggelar doa bersama dan tahlil yang diikuti oleh warga setempat.

Baca Juga: Prabowo Subianto Janji Akan Biayai Sekolah Anak Prajurit KRI Nanggala 402 hingga Universitas

Suasana duka tak hanya menyelimuti kediaman Mega, tetapi rumah kedua orang tua Serda Ede Pandu turut didatangi sanak keluarga dan warga untuk mengucapkan belasungkawa.

Serda Ede Pandu adalah putra pertama dua bersaudara dari pasangan suami istri Wahyudi dan Sri Endah Lestari.

Ayah Serda Ede Pandu, Wahyudi mengungkapkan bahwa dirinya tidak memiliki firasat buruk apapun sebelum menerima kabar putra yang dicintainya dinyatakan gugur.

Baca Juga: Anak Indigo Terawang KRI Naggala-402: Kapal Menerobos Segitiga Bermuda

“Sejauh ini tidak ada firasat apapun, mimpi apapun juga tidak,” kata Wahyudi, ayah Serda Ede Pandu.

Lebih lanjut, sang ayah sebelumnya juga masih sempat menjalin komunikasi dengan Serda Ede Pandu untuk sekedar berpamitan dan meminta doa.

“Bahkan, pada Minggu, 18 April 2021 saya masih sempat video call. Selama ini Pandu ketika hendak layar (tugas di kapal selam) selalu pamit dan izin menelpon kepada ibunya,” tambah Wahyudi.***

Editor: Suci Arin Annisa

Sumber: banyuwangi.kab.id

Tags

Terkini

Terpopuler