"Sebelumnya, mereka kami cek suhu tubuh. Lalu kami minta mereka mengikuti rapid test. Mereka yang tidak memakai masker dan berkerumun, juga kami arahkan rapid test, sekaligus untuk shock therapy agar disiplin memakai masker," terangnya.
Baca Juga: 109 Tenaga Medis RSUD Ogan Ilir Dipecat, Begini Tanggapan Dr Tompi
Salah seorang pedagang pasar yang mengikuti rapid test ini adalah Sulistya. Perempuan berusia 68 tahun ini mengaku tidak keberatan diambil darahnya untuk dilakukan rapid test.
"Ya agak khawatir, tapi tidak apa apa kok. Toh untuk kesehatan juga, saya berharap hasilnya ya negatif saja (non reaktif)," ujar penjual ayam tersebut.
Ditambahkan Rio, rapid test massal digelar untuk mencegah penularan virus Corona di wilayahnya.
Baca Juga: Info Terbaru UTBK 2020! Yuk Simak Perubahan Konsep Pelaksanaannya
Menurut dia, pusat-pusat perbelanjaan rawan menjadi klaster baru karena dipadati orang dalam sepekan terakhir bulan Ramadhan.
"Satu minggu terakhir ini orang terus memadati pasar dan swalayan. Oleh sebab itu, kami waspadai pusat-pusat perdagangan untuk mencegah klaster baru," tandasnya.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan juga melakukan rapis test massal ke 225 tenaga kesehatan di seluruh wilayah Banyuwangi.
Baca Juga: Diduga Dibunuh Anaknya Sendiri, Seorang Ibu Tergeletak Berlumuran Darah