Salah seorang pedagang pasar yang mengikuti rapid test ini adalah Sulistya. Perempuan berusia 68 tahun ini mengaku tidak keberatan diambil darahnya untuk dilakukan rapid test.
Baca Juga: 109 Tenaga Medis RSUD Ogan Ilir Dipecat, Begini Tanggapan Dr Tompi
"Ya agak khawatir, tapi tidak apa apa kok. Toh untuk kesehatan juga, saya berharap hasilnya ya negatif saja (non reaktif)," ujar penjual ayam tersebut.
Ditambahkan Rio, rapid test massal digelar untuk mencegah penularan virus Corona di wilayahnya.
Menurut dia, pusat-pusat perbelanjaan rawan menjadi klaster baru karena dipadati orang dalam sepekan terakhir bulan Ramadhan.
Baca Juga: Diduga Dibunuh Anaknya Sendiri, Seorang Ibu Tergeletak Berlumuran Darah
"Satu minggu terakhir ini orang terus memadati pasar dan swalayan. Oleh sebab itu, kami waspadai pusat-pusat perdagangan untuk mencegah klaster baru," tandasnya.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan juga melakukan rapis test massal ke 225 tenaga kesehatan di seluruh wilayah Banyuwangi.
”Ada 22 orang yang reaktif, langsung diisolasi mandiri, dan sudah dilakukan tes swab, kini tinggal menunggu hasilnya,” ujar Rio.
Setelah Lebaran, lanjut dr Rio, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Banyuwangi terus mengagendakan rapid test masal untuk mendeteksi dini dan memutus mata rantai penularan Covid-19.