Ceramah Pendek Cara Meraih Malam Lailatul Qadar di 10 Hari Terakhir Ramadhan

20 April 2022, 18:00 WIB
Simak materi ceramah pendek cara mendapatkan malam Lailatul Qadar yang lebih baik dari 1000 bulan pada 10 hari terakhir Ramadhan. /Dhru J/Unsplash/

 

RiNGTIMES BANYUWANGI - Simak materi ceramah pendek cara mendapatkan malam Lailatul Qadar pada 10 hari terakhir Ramadhan. 

Malam Lailatul Qadar memang tidak disebutkan secara pasti kapan datangnya. Namun turunnya malam tersebut berada di antara 10 malam terakhir Ramadhan. 

Seluruh umat muslim yang menantikan kedatangan malam Lailatul Qadar supaya mendapatkan kenikmatannya.

Baca Juga: Doa Khusus Tarawih dan Malam Lailatul Qadar Menurut Ustadz Adi Hidayat Agar Mendapat Pengampunan Dosa

Ada banyak amalan yang bisa dijalankan saat malam yang lebih baik dari 1000 bulan tersebut datang. 

Salah satu ibadah yang bisa dilakukan guna menyambut turunnya malam lailatul qadar adalah dengan mendengarkan ceramah yang membawa ke arah kebaikan. 

Artikel ini pernah tayang sebelumnya di PortalJember.com dengan judul: Materi Kultum atau Ceramah Singkat di 10 Malam Terakhir Ramadhan: Tips dan Trik Meraih Malam Lailatul Qadar

Dalam artikel ini berisi ceramah dengan tema Cara Meraih Malam Lailatul Qadar. Materi ini bisa dijadikan referensi bagi penceramah.

Baca Juga: Alasan Allah Sembunyikan Malam Lailatul Qadar, Ustadz Abdul Somad: Supaya Manusia Senantiasa Berharap

Dilansir PortalJember.com dari ngaji.id, berikut materi dengan tema Tips dan Trik Meraih Malam Lailatul Qadar.

Materi Kultum atau Ceramah Singkat

Semoga anda tidak kehilangan keistimewaan bulan Ramadhan, terlebih kita akan memasuki sepuluh akhir bulan ramadhan. Dalam kaidah kehidupan kita dalam beragama, Nabi kita mengatakan:

إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيم

“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada akhirnya.” (HR. Bukhari, no. 6607)

Sehingga akhir Ramadhan menentukan baik-buruknya Ramadhan yang kita lalui. Sudah menjadi kebiasaan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau setiap memasuki sepuluh akhir bulan Ramadhan:

Baca Juga: Ceramah Pendek Malam Lailatul Qadar Lengkap dengan Keistimewaannya, Penetapan Takdir, Ajal, dan Rezeki

شَدَّ مِئْزَرَهُ, وَأَحْيَا لَيْلَهُ, وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ

“Beliau bersungguh-sungguh dalam ibadah (dengan meninggalkan istri-istrinya), menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah.” (HR. Bukhari no. 2024 dan Muslim no. 1174).

Beliau mengencangkan sarungnya dijelaskan para ulama inayah menjauhi para istrinya, dalam rangka untuk konsen beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, memaksimalkan dalam memperbanyak taqorrub kepada Allah Ta’ala.

Menghidupkan malamnya yakni lebih banyak begadang, dalam rangka untuk menghidupkan malam dengan berbagai macam amal yang bisa mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala, qiyamul lail, membaca Al-Qur’an, dzikrullah, istighfar dan semisalnya dari amal sholeh, menjadikan kebanyakan malamnya dihidupkan, tidak di posisi mati/tidur, tapi menghidupkan malamnya yaitu dengan memperbanyaj amal-amal sholeh.

Dan membangunkan keluarganya, yang menunjukkan perhatian Rasullullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam kepada keluarganya, agar tidak terluput dari keistimewaan, kebaikan yang banyak di sepuluh terakhir bulan Ramadhan.

Baca Juga: Lebaran 2022 Tinggal Menghitung Hari, Berikut Jadwal Idul Fitri Menurut NU hingga Muhammadiyah

Karena terlewatkan saat-saat spesial di akhir bulan Ramadhan, sungguh merupakan kerugian yang sangat besar:

مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ

“Barangsiapa yang dia terhalang dari kebaikan di malam-malam bulan Ramadhan -terlebih lailatul qadar-, sungguh dia telah terhalang dari kebaikan yang banyak”.

Para pemirsa yang di rahmati Allah.

Kebiasaan kita justru akhir Ramadhan, ibaratnya sudah buyar konsentrasi kita berkaitan dengan Ramadhan.

Makanan kemudian baju baru dan semua hal yang baru, dalam rangka menyambut Ramadhan, bahkan membuyarkan konsentrasi di akhir Ramadhan.

Ini tentu sangat disayangkan, kesempatan istimewa bisa terlewatkan karena kesibukkan kita seputar masalah itu.

Baca Juga: Perbedaan Antara Malam Lailatul Qadar dan Nuzulul Quran, Beserta Doa Memohon Ampunan

Para pemirsa yang dirahmati Allah.

Tentu ini membutuhkan persiapan yang lebih ekstra lagi, seandainya ketika kita memasuki Ramadhan, kita siap-siap masuk Ramadhan dengan segala macam yang harus kita siapkan, ilmu kita, hati kita, konsentrasi kita.

Bagaimana kita bisa betul memasuki Ramadhan, sehingga tinggal tancap gas. Maka memasuki era sepuluh terakhir Ramadhan, kita bersiap untuk kedua kali.

Karena kita ini akan menanjak lagi, akan masuk wilayah tanjakkan yang mesti lebih ekstra lagi kita siapkan.

Ada beberapa hal yang mesti kita lakukan.

1. Pancangkan niat, tancapkan niat, ‘saya mesti dapat lailatul qadar’, ‘saya harus berusaha keras mendapatkannya!’.

Sehingga apapun yang mesti dilakukan, dia siapkan. Siapkan niat baik-baik, tancapkan niat dalam hati kita.

2. Hendaknya kita semakin membersihkan hati kita. Lambatnya kita beramal, beratnya kita beramal, itu adalah merupakan dampak dari kemaksiatan, maksiat itu akan memberikan noktah hitam, mengotori hati, melambatkan semangat kita beramal sholeh.

Maka semakin kita banyak beristigfar, banyak bertaubat, agar Allah Subhanahu wa ta’ala membersihkan hati kita, karena bersihnya hati itu modal yang paling pokok, lincahnya kita mendekat kepada Allah Ta’ala. Ibnu qoyyim berkata:

“Ketauhilah bahwa seorang hamba dalam meniti tangga-tangga menuju Allah Ta’ala dengan hati dan cita-cita kuatnya”.

Baca Juga: 5 Amalan Malam Lailatul Qadar agar Diampuni Dosa-Dosanya, Perbanyak Ibadah di Bulan Berkah

Niat yang kuat, kemauan yang kuat, cita-cita yang tinggi, kemudian hati kita yang bersih, maka ini merupakan penentu kita, mendapatkan apa yang kita harapkan, kemuliaan yang besar di sisi Allah Ta’ala.

3. Segala kebaikan itu ada di tangan Allah Ta’ala, seandainya bukan karena pertolongan Allah, kita tidak akan bisa berbuat apapun.

Maka berdo’alah kepada Allah Ta’ala, hendaklah kita berdo’a Allah Subhanahu wa Ta’ala, mintalah kepada Allah, dengan tangisan hati kita, dengan merendah, dengan penuh harap, dengan merengek, dijauhkan dari yang diharamkan, agar Allah memberikan kepada kita lailatul qadar, memberikan kepada kita maksimal amal di sepuluh malam yang terakhir, memberikan kepada kita yang terbaik pada penutupan Ramadhan.

Baca Juga: 5 Amalan Malam Lailatul Qadar agar Diampuni Dosa-Dosanya, Perbanyak Ibadah di Bulan Berkah

4. Hendaknya kita benar-benar bersangka baik kepada Allah Ta’ala, kata Allah dalam sebuah hadits qudsi:

أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي

“Saya bersama dengan sangkaan hambaku”. (HR. Bukhari)

Bagaimana sangkaan hambaku, aku akan berbuat seperti itu kata Allah. Bersangkalah baik kepada Allah, bahwa Allah akan memberikan dari apa yang kita inginkan, dari seribu bulan, amalan yang lebih baik dari seribu bulan, amalan yang istimewa. Barangsiapa, dia dengan jujur hatinya, bersangka baik kepada Allah, insya Allah Allah pun akan berikan apa yang kita inginkan.

Dan ingatlah:

إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيم

“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada akhirnya.” (HR. Bukhari, no. 6607)

Bahwa amal kita selama Ramadhan, akan ditentukan nasibnya pada yang terakhir. Jadikan husnul khotimah Ramadhan anda, jadikan penutupan yang terbaik Ramadhan anda.

Semoga Allah mewujudkan cita-cita anda, dan cita-cita kita semuanya. Hanya Allah kita berharap, dan Allah yang bisa mewujudkan semua harapan kita.*** (Rika Saputri/PortalJember.com)

Editor: Shofia Munawaroh

Sumber: Portal Jember

Tags

Terkini

Terpopuler