RINGTIMES BANYUWANGI - Seorang Ulama dari generasi Tabi’in, Khâlid bin Ma’dân Rahimahullah (wafat tahun 103 H) berpesan agar mensegerakan berbuat kebaikan:
إِذَا فُتِحَلِأَحَدِكُمْ بَابُالخَيْرِ فَلْيُسْرِعْ إِلَيْهِ فَإِنَّهُ لَا يَدْرِيْ مَتَى يُغْلَقُ عَنْهُ
“Bila telah terbuka bagi salah seorang dari kalian pintu kebaikan, hendaknya bersegera memasukinya. Sebab, sesungguhnya ia tidak tahu kapan pintu itu akan tertutup baginya.”
Semestinya orang yang hendak memanfaaatkan kebaikan bulan Rajab ini menghindarkan dirinya dari perbuatan-perbuatan maksiat secara umum.
Baca Juga: Laknat Malaikat pada Istri yang Menolak Ajakan Suami, Berikut Dalilnya
Karena perbuatan maksiat yang dikerjakan dalam waktu-waktu yang mulia seperti bulan Rajab, bertentangan dengan perintah untuk mengagungkannya, dikutip Ringtimesbanyuwangi.com dari Almanhaj, 13 Februari 2021.
Qatadah berkata, “Agungkanlah apa-apa yang diagungkan Allâh. Karena sesungguhnya perkara-perkara menjadi agung karena diagungkan Allah Azza wa Jalla .“
Larangan berbuat maksiat disebutkan dengan tegas dalam ayat yang telah dikemukakan di atas dengan ungkapan,
“Janganlah kalian berbuat zhalim terhadap diri kalian padanya”.
Allâh Azza wa Jalla berfirman:
مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
Di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.(QS. At-Taubah/9:36).
Baca Juga: 8 Dosa Suami dalam Rumah Tangga, di Antaranya Tak Ada Rasa Cemburu pada Istri
Empat bulan haram yang dimaksud adalah, Bulan Rajab, Muharram, Sya’ban dan Ramadhan.
Tentang itu, Ibnu Abbâs Radhiyallahu anhu mengatakan,
“(Janganlah kalian berbuat zhalim) pada semua bulan tersebut. Kemudian Allah mengkhususkan empat bulan dari dua belas bulan yang ada
Selain itu menjadikannya bulan haram dan mengagungkan kehormatannya, serta menjadikan dosa padanya lebih besar dan amal shaleh serta pahala (juga) lebih besar”.
Baca Juga: Ternyata Harta Itu Bisa Dibawa Mati, Begini Caranya
Tentang ayat di atas, Syaikh ‘Abdur Rahmân as-Sa’di rahimahullah memaparkan dua makna, salah satunya:
“Bahwa sesungguhnya ini merupakan larangan terhadap mereka dari berbuat kezhaliman dalam empat bulan tersebut, apalagi disertai adanya larangan berbuatmaksiat dan zhalim pada setiap waktu.
Tujuannya untuk menegaskan bertambahnya tingkat keharamannya dan karena perbuatan zhalim di dalamnya lebih parah dibandingkan bila dikerjakan di bulan-bulan lain”.
Baca Juga: 3 Alasan Doa yang Rahasia Sangat Mudah Dikabulkan oleh Allah
Sementara itu, Syaikh al-‘Utsaimîn rahimahullah mengatakan,
“Maka, janganlah kalian menzhalimi diri kalian di bulan-bulan haram tersebut, komitmenlah dengan ketentuan-ketentuan Allah, tegakkanlah kewajiban-kewajiban dari Allah, jauhilah larangan-larangan-Nya.
Penuhilah hak-hak (yang menjadi kewajiban kalian) antara diri kalian dan Rabb kalian, dan antara diri kalian dan sesama manusia”.
Baca Juga: Doa Agar Mampu Membayar Hutang Berdasarkan Hadist
Satu hal lagi yang tidak boleh dilupakan, pada bulan haram tersebut, seorang hamba harus tetap mewaspadai syetan yang akan selalu melancarkan tipu-daya.
Bukan hanya itu, tapi juga godaan dan bisikan-bisikan agar manusia santai saja dalam menyongsong bulan mulia itu.
Syetan akan senantiasa antusias tanpa putus asa untuk menyesatkan manusia, memalingkan mereka dari agama Allah.
Baca Juga: 7 Kebiasaan yang Menjauhkan Rezeki, Jangan Banyak Mengeluh dan Bergosip
Menghasut manusia untuk melakukan perbuatan keji dan mungkar, mengesankan maksiat dengan gambaran yang indah dan melontarkan rasa benci dalam hati manusia terhadap amal ketaatan.***