Memaknai Corona Sebagai Wujud 'Rekayasa' Allah SWT kepada HambaNya

- 1 April 2020, 17:18 WIB
KETIKA kita dihadapkan pada kenyataan yang pahit, ada baiknya untuk berdoa agar mudah menerima kenyataan tersebut.
KETIKA kita dihadapkan pada kenyataan yang pahit, ada baiknya untuk berdoa agar mudah menerima kenyataan tersebut. /PIXABAY

Oleh: Yasin Al-Muhajiri*

Memahami tentang virus corona Covid-19 adalah sebuah keputusan sebagai sebuah bentuk ‘rekayasa’ Allah SWT.

Bagi orang-orang beriman yang mau bertafakkur dan bertadabbur atas kejadian di alam raya ini, walhasil Corona bisa dimaknai sebagai ‘media’ untuk mendekatkan dan memahami kekuasaan dan keperkasaan Allah.

Peristiwa Covid-19 dapat dijadikan tolak ukur rasa takut manusia kepada sang Pencipta yang maha misterius atau hanya takut dengan makhluk ciptaannya yang disebut Corona ini.

Baca Juga: MUI dan Ormas Islam Desak Pemkab Perketat Pintu Masuk Banyuwangi

Buktinya, saat ini manusia justru menjadi resah dan takut dengan Corona. Berarti dapat diartikan, kita lebih takut terhadap makhluk ciptaan Allah SWT daripada takut terhadap sang Khalik.

Manusia seharusnya lebih takut dan waspada di hadapan Allah yang maha misterius. Terkadang kita sebagai hamba justru tidak memiliki akhlak dan tidak beradab dihadapanNya.

Namun kini, Corona menjadikan manusia khawatir, waspada, menjaga diri dan takut ke mana-mana dengan membatasi aktivitasnya. Lalu, bagaimana dengan batas-batas hokum Allah itu sendiri?.

Baca Juga: Ini Alasan WHO Minta Warga Tak Pakai Masker, Meski Corona Mewabah

Corona adalah sebagai sebuah bentuk ‘rekayasa’ terbaik yang diciptakan Allah SWT terhadap hamba-hambanya agar mau memahami dan mengenal keperkasaanNya.

Corona adalah sebuah peringatan supaya kita tidak terus menerus mengumbar kesombongan dan keangkuhan.

Biar yang merasa pintar tidak merasa ‘kuminter’, yang merasa hebat biar merasa ‘luluh’ dan akhirnya merasa bodoh dan tidak mengerti apa-apa.

Yang selama ini merasa kuat agar menjadi lemah, yang merasa mulia dan terhormat menjadi hina dihadapan Dzat Allah.

Baca Juga: Berbohong Tes Covid-19, Pasien di Malaysia Bahayakan Nyawa Tim Medis

Terkadang manusia suka membesar-besarkan hal yang sebenarnya kecil, dan justru meremehkan hal yang maha besar.

Pada akhirnya kita benar-benar dibukakan mata dan hati untuk memahami kedudukan Allah yang maha kuat dan berkuasa.

Saat ini kita ‘dipaksa’ memahami bahwa kedudukan manusia hanya sebatas hamba yang hina dan lemah. Tidak berdaya, dan tidak bisa apa-apa tanpa pertolongan dan kuasaNya.

 

*Imam Khususiyah Pondok PETA di Rogojampi, Banyuwangi

Editor: Dian Effendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah