Jangan Khawatir, Pertolongan Allah Pasti Datang

- 18 April 2020, 20:45 WIB
EKSPRESI bersedih.*
EKSPRESI bersedih.* /PEXELS/

RINGTIMES - Kabar gembira dari Rabbul ‘Izzati, bahwa ketika cobaan memuncak beratnya, maka kelapangan pun semakin dekat datangnya. Ketika kesusahan semakin kuat menghimpit, pertolongan pun semakin dekat datangnya. Ketika kesulitan semakin menghimpit, kemudahan pun akan datang.

Rabbul ‘Izzati menanamkan harapan ke dalam hati kaum muslimin dalam situasi genting dan kritis yang telah mereka hadapi. Rabbul ‘Alamin mengiringkan antara keadaan yang sangat sulit dengan pertolongan dan kelapangan. Alangkah sangat gelapnya malam apabila fajar telah dekat.

Demikianlah, Allah menggambarkan keadaan kaum muslimin saat itu yang tengah dilanda kesempitan, penyakit, kemiskinan, dan peperangan. Sampai-sampai keadaan yang sangat menjepit itu menyebabkan Rasulullah bertanya-tanya, “Kapan pertolongan Allah itu akan datang?” Maka Allah memberikan kabar gembira kepada mereka, “Sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.” “Sehingga apabila para rasul itu tidak mempunyai harapan lagi (tentang keimanan mereka) dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan, maka datanglah kepada para rasul itu pertolongan Kami…” (Yusuf: 110)
Situasi sempit, ketakutan, pengusiran, kelaparan, pembunuhan, pelenyapan nyawa-nyawa orang-orang saleh dan pengemban risalah sering membawa ke tepi jurang keputus-asaan. (Sehingga apabila para rasul itu tidak mempunyai harapan lagi (tentang keimanan mereka). para rasul itu tidak berputus asa, tetapi merekalah sebenarnya yang berputus asa. Sebab,
“Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir,” (Yusuf: 87).

Baca Juga: Jokowi : 3 Langkah Mitigasi untuk Selamatkan Pariwisata Indonesia

Berperang melawan musuh-musuh Allah menuntut suatu pengharapan besar kepada Allah. Ia juga menuntut adanya kelapangan dada dalam menunaikan kewajiban, sehingga tidak membuat surut langkah.

Oleh karena itu, ketika Rasulullah melihat kaum kafir telah menekan kaum muslimin sedemikian kuat, melihat pohon dakwahnya hampir-hampir tidak berkembang, dan melihat musuh-musuh Allah beramai-ramai menyerbu Dinullah serta para shahabat tercintanya, beliau memberikan kabar gembira kepada mereka. Hal ini untuk menanamkan harapan dan memberikan rasa longgar dan lapang dalam dada mereka yang terjepit dan terhimpit oleh situasi dunia kala itu.

Ashhabus Sunan meriwayatkan kisah kepada kita bahwa pasukan Ahzab datang ke Madinah dengan kekuatan 10.000 orang di bawah komando Abu Sufyan. Mereka mendapat kobaran semangat dan suntikan api permusuhan dari Sallam bin Misykam dan Allam bin Abul Huyay bin Akhtab (yang menjadi biang fitnah). Mereka menggiring pasukan Ahzab yang terdiri dari kabilah Quraisy, kabilah Ghathafan, kabilah Aslam, dan kabilah Asyja’ untuk mengepung kota Madinah. Al-Qur’an melukiskan keadaan mereka sebagai berikut:

Baca Juga: Tukang Becak di Banyuwangi Mendadak Meninggal di Dekat Posko GUGAS COVID-19

“Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat (yang telah dikaruniakan) kepadamu tatkala datang kepadamu tentaratentara. Lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu lihat. Dan adalah Allah Maha Melihat akan apa yang kamu kerjakan. (Yaitu) ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu dan ketika tidak tetap lagi penglihatan(mu) dan hatimu naik menyesak ke tenggorokan, dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam purbasangka. Di situlah orang-orang beriman diuji dan diguncangkan (hatinya) dengan guncangan yang sangat hebat.” (Al-Ahzab: 9-11)

Halaman:

Editor: Dian Effendi

Sumber: hajinews.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah