Ceramah Singkat Sambut Hari Raya Lebaran Idul Fitri H, Renungan Pasca Pandemi

- 28 April 2022, 16:15 WIB
Berikut kami sajikan ceramah singkat untuk menyambut Hari Raya Lebaran Idul Fitri 1443 H yang bisa dibacakan selepas shalat Id.
Berikut kami sajikan ceramah singkat untuk menyambut Hari Raya Lebaran Idul Fitri 1443 H yang bisa dibacakan selepas shalat Id. /Sid Balachandran/Unsplash/

Jama’ah shalat ‘Idul-Fithri yang berbahagia…

Mari merefleksikan diri tentang bulan Ramadhan!…

Ramadhan adalah “ladang mutiara” bagi orang-orang yang memanfaatkan momentum itu sebaik-baiknya. Namun, Ia bukan apa-apa bagi orang yang salah jalan dalam menelusurinya. Sungguh kerugian besar jika selama Ramadhan tidak menghasilkan hal-hal positif yang terkait dengan ketakwaan setelah Ramadhan berlalu.

Ibarat kendaraan mewah, pasca Ramadhan, manusia adalah habis melakukan perbaikan total, atau “turun mesin”, sudah semestinya harus dijaga, agar jangan kembali rusak hanya dalam hitungan detik, setelah keluar dari “bengkel spesialis” bernama Ramadhan.

Keagungan dan “kesaktian” bulan Ramadhan sebenarnya dapat menjadikan kita manusia yang unggul dan terdepan. Karena dengan puasa saja, belum lagi dengan ibadah yang lain, menjadi media untuk meningkatkan kualitas diri, yaitu dengan shaum (menahan diri) dari perbuatan yang tidak baik. Melalui puasa kita menjadi manusia yang taat dan berkualitas. Melalui puasa juga kita akan menjadi manusia yang cerdas secara intelektual maupun spriritual.

Baca Juga: Bacaan Niat Sholat Idul Fitri untuk Imam dan Makmum Lengkap dengan Arti dan Tulisan Arabnya

“Kesaktian” Ramadhan mampu menghantarkan umat Muhammad untuk bersalto melompat ke posisi terjauh yang ini tidak bisa dilakukan pada bulan-bulan lain. Sudah maklum, ibadah sunnah di bulan Ramadhan bernilai ibadah wajib, satu ibadah wajib bernilai 70 hingga 700 ibadah wajib.

Jama’ah shalat ‘Idul-Fithri yang berbahagia…

Malam al-Qodr (malam seribu bulan) juga hanya ada di bulan Ramadhan yang bernilai lebih dari seribu bulan (83 th lebih 4 bln). Sebagai contoh, seorang yang berjumpa dengan Ramadhan 10 kali saja yang berarti menemui malam al-Qodr 10 kali, maka sama dengan ia “bersalto” melompati umurnya sendiri hingga seperti berumur 833 tahun lebih 4 bulan yang digunakan untuk beramal sholih. Belum lagi “kesaktian” bulan Ramadhan yang lain, seperti puasa wajib, shalat terawih, zakat fitrah dan lain-lain.

“Lompatan” besar bagi umat Muhammad bersama Ramadhan inilah rupanya yang menjadikan juara pertama di yaumul hisab. Sebab, amal umat Nabi Muhammad lebih banyak dibanding dengan umat-umat terdahulu yang berumur panjang-panjang.

Halaman:

Editor: Al Iklas Kurnia Salam


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah