RINGTIMES BANYUWANGI - Berikut adalah nasihat untuk kita agar tidak gila terhadap keindahan dunia dan lupa pada kehidupan akhirat.
Seseorang yang tergila-gila pada kehidupan dunia hingga lupa dengan Tuhan, maka kehidupan di dunnia itu semua sia-sia.
Manusia sebaiknya selalu merasa cukup dengan apa yang telah diberikan oleh Allah SWT kepada kita.
Itu semua bertujuan untuk menjaga hati kita agar tidak ternodai dengan pikiran dan perasaan yang terlalu berlebih-lebihan.
Dilansir dari kanal Youtube Al-Bahjah TV pada Sabtu, 7 Mei 2022 berikut ulasan tentang keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat.
Baca Juga: Cara agar Doa Cepat Terkabul, Segera Lakukan Bila Punya Hajat
Jangan jadikan dunia di tangan dan jangan jadikan dunia dihati agar kita tidak terlalu jauh dengan sang pencipta.
Bukan berarti kita tidak boleh mencari harta, namun itu semua untuk menjaga kita agar dilancarkan dan dimudahkan oleh Allah ketika mencari harta.
"Bukan berarti kita tidak boleh bekerja, sekali lagi bukan ya," kata Buya.
Tapi bagaimana kita dalam mencari dan menyikapi harta tersebut.
Dalam salah satu kisah, Nabi mengajarkan kepada kita agar selalu seimbang dalam mencari dan menjaga hati untuk harta.
"Kita itu sebenarnya diajari nabi, agar selalu pintar menyeimbangkan antara pendapatan dan pengeluaran," jelas Buya.
Lalu dengan gelagat yang meyakinkan, buya mencontohkan kepada kita ketika seseorang yang telah sukses memiliki beberapa usaha besar.
Ketika salah satu dari usaha kita mengalami kegagalan, maka kita dilarang bersedih hati, sebab penghasilan kita tidak hanya dari satu arah saja.
"Kalo punya lima pabrik yang satu kebakar terus kita strees dan sakit, itu berarti anda berlebihan, padahal masih banyak lagi pendapatannya," Buya menceritakan.
Baca Juga: Kata Mutiara Ucapan Idul Fitri 1443 H, Menyentuh Hati Bagian 2
Namun menurut Buya, hati akan memiliki rasa tenang ketika kita telah berhasil menerima sesuatu yang telah hilang.
Bukan kita malah sedih ketika kehilangan yang kita cintai, mendapatkan memang mudah, tapi mengikhlaskan apa yang telah hilang merupakan tantangan tersendiri.
"Rasa senang bukan disaat kita memberi dan mendapatkan, namun juga ketika kita kehilangan," ungkap Buya.
Merasa senang ketika memberi, merupakan kunci agar hati kita tetap tenang dalam berbagai keadaan yang menghujam.***