RINGTIMES BANYUWANGI – Terlihat di dalam sebuah pengajian yang membahas bab jihad, K.H. Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang lenih dikenal dengan sebutan Gus Baha’ menerangkan jika makna jihad adalah berjuang, bisa juga dimaknai sungguh – sunguh dalam susah payah.
Menurut beliau, jihad dimaknai perang sejak ada orang yang mempunyai pola pikir ekstrimis.
Maksudnya, seseorang yang sedang berperang itu tentu dalam kesungguhan dan kesusahan sebab perang.
Baca Juga: 24 Juli Hagia Sophia Diubah Kembali Jadi Masjid, Paus Fransisku: Saya Sangat Tertekan
“Jadi kalau kamu miskin itu juga jihad, makanya orang yang mati dalam kefakiran itu termasuk mati syahid,” ujarnya.
“Orang mencintai perempuan tidak kesampaian, mau zina tidak berani, ditahan tidak sanggup, yakin ditolak, itu kalau mati, mati syahid,” lanjutnya.
Karena, orang seperti ini juga termasuk sedang besusah payah menjaga kehormatannya dan menegakkan hukum agama dari berbuat zina.
Ketika Rasulullah SAW ditanya siapakah orang yang mati sahid itu? Apakah orang yang mati di medan perang saja ?
Berita ini sebelumnya telah terbit di jurnalporesisi.com dengan judul Gembira, Jomblo Meninggal Mencari Cinta, Bisa Disebut Mati Syahid, Ini Penjelasan Gus Baha
Lalu Rasulullah mejawab kalau begitu yang mati sahid jumlahnya sangat sedikit, lalu nabi kemudian mulai menyebut golongan orang yang mati syahid :