Berikut 4 Kebutuhan Psikologis Anak yang Harus Dipenuhi Orangtua Menurut Islam

- 23 September 2020, 18:45 WIB
Ilustrasi. 4 kata yang penting diajarkan ke anak sejak dini.
Ilustrasi. 4 kata yang penting diajarkan ke anak sejak dini. /PEXELS/Andrea Piacquadio

RINGTIMES BANYUWANGI – Anak merupakan anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa. Semua kebutuhan seorang anak memanglah tanggungjawab seorang ayah dan ibu. Kebutuhan seorang anak adalah kebutuhannya untuk melanjutkan hidup sebagaimana manusia membutuhkan makan, minum, ilmu, dan agama.

Akan tetapi, kebutuhan anak bukanlah secara biologis saja seperti makan, minum, tempat tidur, pakaian, dan kebutuhan finansial lainnya. Seorang anak juga memiliki kebutuhan psikologis yang harus dipenuhi oleh orangtua.  

Seperti yang dikutip dari PrentingIslami.com anak yang terpenuhi kebutuhan psikologisnya akan dapat tumbuh menjadi anak yang memiliki emosi stabil, mudah berkomunikasi, dan tidak penakut.

Baca Juga: Tak Banyak Dilirik, Tumbuhan Paku Berikut Bisa Bikin Tampilan Rumah Jadi Cantik dan Eksotis

Dr. Faizah Ali Syibromalisi di dalam salah satu makalahnya yang berjudul ‘Pengasuhan Anak Usia Dini dalam Sorotan Agama’ menjelaskan bahwa di antara bentuk-bentuk sentuhan psikologis yang dibutuhkan anak adalah sebagai berikut.

1. Memeluk dan mencium anak

عن أبي هريرة قال : أبصر الأقرع بن حابس التميمي النبي صلى الله عليه و سلم يقبل الحسن بن علي فقال: إن لي عشرة من الولد ما قبلت أحدا منهم فقال نبي الله صلى الله عليه وسلم : ( من لا يرحم لا يرحم ) رواه ابن حبان

Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata, Al-Aqra’ bin Habis At-Tamimi pernah melihat Nabi SAW sedang mencium Hasan bin Ali cucunya, lalu ia berkata, ‘Sungguh, aku memiliki sepuluh anak, namun aku tidak pernah mencium satupun dari mereka.’

Nabi SAW bersabda, ‘Siapa yang tidak menyayangi, maka ia pun tidak akan disayangi.’ (H.R. Ibnu Hibban)

Hadis tersebut menunjukkan bahwa Nabi SAW sangat menyayangi anak kecil terlebih bila anak itu berasal dari darah dagingnya sendiri, yakni cucu beliau.

Bahkan di dalam hadis lain beliau bersabda, ‘Bukan termasuk dari golongan dari kami orang yang tidak menyayangi anak kecil kami dan tidak menghormati orang tua kami.’ (H.R. At-Tirmidzi).

Dan memberikan pelukan dan ciuman kepada anak-anak adalah salah satu bentuk sentuhan psikologis yang sangat dibutuhkan mereka.

Baca Juga: BLT BPJS Ketenagakerjaan Tidak Akan Dicairkan pada Rekening Bank dengan 5 Kriteria Ini

2. Menghormati dan mengelus kepala anak

عن أنس ( أن النبي صلى الله عليه و سلم كان يزور الأنصار ويسلم على صبيانهم ويمسح رؤوسهم ) رواه ابن حبان

Dari Anas r.a., bahwa Nabi SAW pernah mengunjungi sahabat-sahabat Anshar di Madinah, kemudian beliau memberi salam kepada anak-anak kecil mereka dan mengelus kepala mereka. (H.R. Ibnu Hibban).

Mengelus kepala anak merupakan bentuk ekspresi kasih sayang kepada anak. Pada hadist tersebut Nabi SAW telah menunjukkan teladan yang baik sebagai orang dewasa. Beliau tidak hanya menghormati dan menyayangi sahabat-sahabatnya saja  akan tetapi juga kepada anak-anak mereka.

Teladan beliau ini pun diikuti oleh sahabat Anas bin Malik R. A sebagaimana dikisahkan pada dalam kitab Shahih Al-Bukhari. Setiap ia melewati anak-anak kecil di jalan, pasti ia akan memberi salam kepada mereka seperti yang telah dicontohkan oleh Nabi SAW.

3. Mengajak bermain dan bercanda

Abu Hurairah mengatakan bahwa ia melihat Nabi saw. dengan mata kepalanya sedang bermain dengan kedua cucunya. Keduanya bergantian menaiki punggung Nabi saw. sampai puas.

Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, ‘Pada suatu siang saya keluar bersama Rasulullah saw. Beliau tidak berbicara kepada saya dan saya pun tidak berbicara kepada beliau hingga beliau mendatangi pasar Bani Qainuqa’.

Kemudian beliau pulang dan mendatangi tenda Fatimah seraya bertanya, ‘Apakah ada Luka?’ Kami menduga bahwasannya Hasan sedang dibawa oleh ibunya untuk dimandikan dan dipakaikan seutas kalung tanpa permata.

Baca Juga: WHO Sebut Vaksin Covid-19 Belum Tentu Ada, Meski Terdapat 200 Kandidat

Tidak lama kemudian, Hasan muncul dan akhirnya keduanya (Rasulullah dan Hasan) saling berpelukan. Kemudian Rasulullah SAW berdoa, ‘Ya Allah sungguh, saya mencintainya. Oleh karena itu, cintailah ia dan cintailah orang yang mencintainya.’ (H.R. Muslim)

Ketika sedang melaksanakan sholat pun Rasulullah SAW tetap melayani cucunya yang masih ingin bermain dengan beliau.

عَنْ أَبِي قَتَادَةَ الْأَنْصَارِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي وَهُوَ حَامِلٌ أُمَامَةَ بِنْتَ زَيْنَبَ بِنْتِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلِأَبِي الْعَاصِ بْنِ رَبِيعَةَ بْنِ عَبْدِ شَمْسٍ فَإِذَا سَجَدَ وَضَعَهَا وَإِذَا قَامَ حَمَلَهَا. رواه البخاري.

Dari Abu Qatadah Al-Anshari, bahwa Rasulullah SAW pernah sholat dengan menggendong Umamah binti Zainab binti Rasulullah SAW dari Abul Ash bin Rabi’ah bin Abdi Syams. Jika sujud, beliau letakkan anak itu dan bila berdiri beliau gendong lagi.’ (H.R. Al-Bukhari)

4. Selalu diajak berkomunikasi

Sebelumnya, komunikasi yang baik antara orang tua dan anak sudah digambarkan oleh Al-Qur’an tentang Nabi Ibrahim a.s. dan putranya; Ismail a.s. yang akan disembelihnya.

وَقَالَ إِنِّي ذَاهِبٌ إِلَى رَبِّي سَيَهْدِينِ (99) رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ (100) فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلَامٍ حَلِيمٍ (101) فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ (102) الصفات.

Dan dia (Ibrahim) berkata, ‘Sesungguhnya aku harus pergi (menghadap) kepada Tuhanku, Dia akan memberi petunjuk kepadaku.’

Baca Juga: Tak Hanya Cantik, Tumbuhan Paku Miliki Banyak Manfaat Seperti Obat Herbal dan Pupuk

‘Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang yang shaleh.’ Maka Kami beri kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang sangat sabar (Ismail).

Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, ‘Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu.’

,Kemudian Ismail menjawab, ‘Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan Allah kepadamu. insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.’ (Q.S. As-Shaffat: 99-102).

Itulah hal-hal yang dicontohkan Al-Qur’an dan Nabi SAW kepada hambanya. Untuk itu, sayangilah anak-anak dan cintai mereka dengan lembut, sebagaimana orangtua kelak ingin dicintai dan disayangi oleh anak-anaknya.***

Editor: Ikfi Rifqi Arumning Tyas


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x