Kisah Turunnya Surat Al Maun, Cerita Larangan Menghardik Anak Yatim

- 25 September 2020, 07:30 WIB
Kisah turunnya atau asbabun nuzul surat Al Maun
Kisah turunnya atau asbabun nuzul surat Al Maun /

RINGTIMES BANYUWANGI - Surat Al Maun merupakan surat ke-107 dalam Al Quran yang terdiri dari tujuh ayat dan tergolong surat Makkiyah.

Surat Al Maun berisi tentang larangan untuk mendustakan agama dan menghardik anak yatim. Selain itu, juga berisi perintah untuk memberi makan anak-anak yatim.

Meski termasuk surat pendek, ternyata Surat Al Maun memiliki suatu kisah atau asbabun nuzul yang sangat luar biasa pada saat diturunkannya surat ini.

Baca Juga: Lihat Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini untuk Sambut Gajian

Dikutip ringtimesbanyuwangi.com dari laman dalamislam.com, berikut kisah atau Asbabun nuzul diturunkannya surat Al Maun dalam Al Quran.

Ababun nuzul Surat Al Maun bermula dari kisah yang diriwayatkan Ibnu Mundzir.

Pada waktu itu, orang-orang munafik gemar memperlihatkan ibadah mereka di hadapan orang lain. Mereka melakukan itu agar dianggap sebagai muslim yang taat.

Baca Juga: Tanaman Hias Berikut Bisa Membuat Kaya Pemiliknya, Salah Satunya Janda Bolong

Akan tetapi, sejatinya mereka penuh dengan kepalsuan belaka. Di samping itu juga, orang-orang munafik enggan mengulurkan bantuan kepada orang miskin dan anak yatim.

Maka lewat Surat Al Maun, Allah SWT mengingatkan kepada umat Islam tentang perilaku orang munafik yang beragama dengan kepalsuan.

Pada ayat pertama surat Al Maun menjelaskan perilaku mereka dengan bentuk kalimat tanya "Tahukah kamu (orang) yang berbuat dusta terhadap agama?”

Baca Juga: Kenali Jenis Janda Bolong atau Monstera, Mulai yang Langka Hingga Mudah Ditemukan

Kalimat tanya pada ayat pertama Surat Al Maun mengingatkan kalau apa yang ditanyakan menjadi perhatian yang serius.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering melontarkan pertanyaan di awal percakapan agar orang yang diajak bicara memperhatikan dengan seksama.

Pertanyaan dalam ayat pertama surat Al Maun itu sebagai pemantik dan stimulus untuk merangsang hati dan pikiran mitra bicara.

Baca Juga: Simak Alasan Tanaman Janda Bolong atau Monstera Memiliki Harga Mahal

Pada kondisi seperti ini, lawan bicara dapat fokus terhadap apa yang apa yang sampaikan. Sehingga semuanya bisa merasuk ke dalam jiwa dan pikirannya.

Dengan demikian, makna yang terkandung dalam Surat Al Maun dapat terpatri di sanubari orang-orang beriman. Di mana, ayat pertama mengugkapkan karakter pendusta dalam beragama.

Karakter orang tersebut, secara jelas dipaparkan Allah SWT dalam surat Al Maun. Yakni, orang yang menghardik anak yatim.

Baca Juga: Keistimewaan Tanaman Janda Bolong, Salah Satunya Menjadi Simbol Kemakmuran dan Panjang Umur

Orang-orang mengahardik anak yatim serta enggan mengulurkan bantuan kepada mereka dinilai sebagai pendusta agama.

Mereka telah menodai esensi ajaran Islam yang diwayuhkan kepada Nabi Muhammad.

Bentuk penolakan kepada anak yatim dapat berupa tidak adanya empati dan itikad yang baik untuk merawat dan menjaga mereka.

Baca Juga: Jenis Anthurium Berikut Sangat Populer dan Diburu Kalangan Pecinta Tanaman Hias

Anak yatim sepeninggal wafat ayahnya, telah kehilangan sosok yang mengayomi dan menlidunginya.

Oleh karena itu, Islam menganjurkan umatnya agar memberikan perlindungan dan kasih sayang kepada anak yatim, baik dukungan mental maupun psikologisnya.***

Editor: Shofia Munawaroh

Sumber: dalamislam


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x