Saat Pandemi Covid-19, Pemburu Harimau di Sumatera Semakin Leluasa

- 21 Mei 2020, 18:00 WIB
ILUSTRASI harimau.*
ILUSTRASI harimau.* /Pixabay/

RINGTIMES BANYUWANGI - Aktivis konservasi harimau sumatera, Forum HarimauKita menyatakan saat pandemi COVID-19 ini membuat pemburuan ilegal terhadap satwa yang dilindungi semakin leluasa bergerak karena memanfaatkan situasi saat ini ketika semua orang mengurangi aktivitas di luar.

"Ini justru kesempatan mereka karena pengawasannya turun, mereka lebih leluasa ke dalam," kata Ketua Forum HarimauKita, Ahmad Faisal ketika dihubungi di Pekanbaru, Kamis.

Ahmad Faisal menyatakan hal ini terkait kasus harimau sumatera (panthera tigris sumatrae) yang ditemukan mati terjerat di konsesi hutan tanaman industri PT Arara Abadi, anak perusahaan APP Sinar Mas, di Kabupaten Siak, Riau, pada 18 Mei 2020.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah 8 Daftar Virus Ini Berasal dari China?

Ketika sebagian besar instansi dan aparat fokus pada penanggulangan pandemi, para pemburu makin mendapat celah untuk mencari satwa dilindungi dan memasang jerat di wilayah jelajah satwa.

Para pemburu biasanya mencari stok satwa seperti harimau dengan memasang banyak jerat.

"Kalau pemburu apalagi yang mencari nafkahnya atau sumber makanannya dari hutan langsung, mereka nggak berlaku work from home. Mereka masih melakukan kegiatan seperti biasa," katanya.

Baca Juga: Memburuk!!! Wabah COVID-19 Brazil, Sehari Hampir 20 Ribu Kasus Baru

Seperti kami kutip dari artikel berjudul Aktivis harimau: pemburu semakin leluasa manfaatkan wabah COVID-19

"Jerat ini tidak dipasang satu, dua atau tiga, tapi sampai berpuluh-puluh bahkan ratusan jerat agar kesempatan dapatkan barang (tangkapan satwa-Red) makin tinggi," lanjut Ahmad Faisal.

Mengenai kasus harimau dijerat di konsesi APP Sinar Mas, ia menilai sebenarnya perusahaan industri kehutanan itu selama ini cukup progresif dalam upaya perlindungan lingkungan dan satwa bernilai konservasi tinggi.

Forum HarimauKita bersama APP Sinar Mas melakukan kegiatan bersama di Jambi dan Sumatera Selatan untuk mengedukasi warga terkait konflik manusia dengan harimau, dan juga melakukan patroli sapu jerat.

Baca Juga: KABAR BAIK Berikut 5 Suplemen yang Dapat Mengatasi Osteoporosis

"Mereka monitoring rutin dengan pemasangan camera traping untuk satwa harimau dan identifikasi satwa lainnya. Ini menunjukkan mereka sebenarnya melek dan tahu di wilayah mereka ada satwa bernilai konservasi tinggi dan satwa dilindungi. Untuk proses manajemennya sendiri untuk melakukan pengelolaan satwa, mereka minta bantuan ke kita untuk pendampingan," katanya.

Meski begitu, dengan upaya yang sudah dilakukan dan ditambah dengan kondisi wabah COVID-19 saat ini, perusahaan tersebut masih juga ada celah yang dimanfaatkan oleh pemburu satwa untuk masuk dan memasang jerat di dalam konsesi di Riau.

Halaman:

Editor: Firda Marta Rositasari

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x