Network
Ia mengaku, saat itu dia menang dalam melakukan reformasi atau perubahan pada sistem yang dijalankan oleh WHO. Selain itu dia juga menuntut agar WHO transparan terhadap Indonesia.
"Karena WHO berhasil mereformasi. Yang tadinya saya pandang WHO tidak adil terhadap negara berkembang seperti kita, saya reformasi bahwa kita memiliki kedudukan yang sama dan bahwa WHO harus transparan," ujarnya.
Baca Juga: BNI Hi-Movers Memberi Kontribusi Langsung Dalam Penanggulangan Dampak COVID-19
Menurut Siti Fadilah, semua negara memiliki kedudukan yang sama dan bahwa semua pihak harus bekerja sama menghadapi pandemi.
"Dan kita mempunyai kedudukan yang sama di negara manapun, tidak ada yang di bawah tidak ada yang di atas. Kalau sakit kita semua harus menolong harus bersama-sama berpikir," ucap Siti Fadilah.
Tak hanya itu, Siti Fadilah juga mengaku bahwa dia menolak vaksin yang diberikan oleh WHO untuk flu burung.
Baca Juga: FBI Tangkap Bill Gates Atas Tuduhan Terorisme Biologis Ciptakan Covid-19?
Dia meyakini bahwa flu burung atau H5N1 tidak bisa sembuh hanya dengan vaksin.
"Tidak ada vaksin untuk flu burung, saya membuktikan tidak perlu vaksin. Saya membuktikan bahwa virus flu burung tidak menular," ujarnya.
Meskipun pada saat itu WHO sudah berkoar-koar bahwa flu burung bisa menular dengan human to human transmition.
