Marak Pengambilan Paksa Jenazah Covid-19, ini Kata Presiden Jokowi

- 29 Juni 2020, 13:25 WIB
Jokowi meminta jajarannya untuk membuat inovasi.
Jokowi meminta jajarannya untuk membuat inovasi. /ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/ /

Hal itu agar tidak ada lagi masyarakat yang menolak mengikuti uji cepat (rapid test) maupun uji Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk mendiagnosa keberadaan virus tersebut.

“Datang-datang pakai PCR, datang-datang bawa ‘rapid test’, belum ada penjelasan tapi tidak didahului sosialisasi ke masyarakat yang ingin didatangi sehingga yang terjadi adalah penolakan,” ujar dia. 

Pada akhir pekan lalu, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 melaporkan terjadi pengambilan paksa jenazah pasien Covid-19 oleh keluarga yang bersangkutan di Ambon, Maluku.

Baca Juga: Luang Waktu di Rumah?, Ibu Rumah Tangga Bisa Lakukan Ini untuk Tambah Penghasilan

Berita ini sebelumnya telah tayang di pikiranrakyat-tasikmalaya.com berjudul Jenazah Terpapar Covid-19 Diambil Paksa, Presiden Jokowi Angkat Bicara

Hal itu dikhawatirkan menambah jumlah masyarakat yang tertular SARS-CoV-2.

Sejumlah masyarakat di daerah juga masih banyak yang menolak mengikuti uji cepat Covid-19. Hal itu seperti yang terjadi di Ambon, Maluku dan Nusa Tenggara Timur pada pertengahan Juni 2020. 

Kepala Negara meminta jajaran kementerian dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 untuk mencari terobosan baru agar dapat memutus rantai penularan Covid-19.

Baca Juga: Cuma Butuh Rp 6 Triliun untuk Kuasai Indonesia, Bayar Partai Pendukung

“Saya minta agar kita bekerja tidak linear, saya minta ada sebuah terobosan yang bisa dilihat oleh masyarakat dan itu terobosan itu kita harapkan betul-betul berdampak pada percepatan penanganan ini, tidak datar-datar saja,” kata Presiden.*** (Gugum Rachmat Gumilar/Pikiran Rakyat Tasikmalaya)

Halaman:

Editor: Galih Ferdiansyah

Sumber: Pikiran Rakyat Tasikmalaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x