Siap Siaga, Terkait Potensi Tsunami Capai 20 meter di Pantai Selatan Pulau Jawa

- 21 September 2020, 18:35 WIB
Riset ITB Bareng Kolaborator Ungkap Kemungkinan Tsunami Besar di Jawa, Tingginya Puluhan Meter
Riset ITB Bareng Kolaborator Ungkap Kemungkinan Tsunami Besar di Jawa, Tingginya Puluhan Meter /MAXIM ZHURAVLEV/Getty Images/iStockphoto

Baca Juga: Kuota Internet 35 GB untuk Siswa Besok Dibagikan, Berikut Cara Mendapatkannya

Terkait hal itu, Kepala Pusat Penelitian Laut Dalam Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Nugroho Dwi Hananto mengatakan riset mengakui adanya potensi gempa megathrust yang bisa mengakibatkan tsunami besar.

"Riset yang dipublikasikan oleh ITB ini memberikan alasan ilmiah yang kuat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana gempa dan tsunami di Samudera Hindia Selatan Jawa," kata Nugroho seperti dikutip CNNIndonesia, Senin 21 September 2020.

Berdasarkan penelitian yang ia lakukan pada awal tahun 2020, Nugroho mengungkap adanya struktur gundukan memanjang di daerah palung pada kedalaman 4000  hingga 5000 meter dari permukaan laut diduga menjadi penyebab tsunami dahsyat yang melanda Kepulauan Mentawai pada Oktober 2010.

"Gempa yang menyebabkan tsunami ini tergolong gempa menengah dengan kurang dari Magnitudo 8. Pada tahun 2006 terjadi tsunami besar yang melanda pantai selatan Jawa di Pangandaran dan sekitarnya, yang belum diketahui dengan pasti bagaimana mekanisme detail pembangkitan dan penjalarannya," ujar Nugroho.

Baca Juga: Si Cantik Bunga Keladi Mulai Banyak Diburu, Begini Cara Budidayanya

Oleh karena itu, Nugroho meminta agar penelitian geosains kelautan dilakukan secara lebih detil, terstruktur dan massif harus dilakukan. Penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk melakukan mitigasi bencana ke depan.

Nugroho pun meminta agar hasil penelitian ITB diikuti dengan penelitian lanjutan tentang tiga hal. Pertama adalah struktur zona megathrust di Selatan Jawa terutama di daerah-daerah yang ditengarai sebagai daerah sepi gempa (seismic gap) menggunakan perekaman seismometer bawah laut.

"Dengan demikian diharapkan diperoleh model zona megathrust yang lebih detil," kata Nugroho.

Kedua adalah pemetaan dasar laut mendetil di daerah seismic gap, peta ini penting untuk mendapatkan model perambatan gelombang dan landasan tsunami.

Halaman:

Editor: Ikfi Rifqi Arumning Tyas

Sumber: Galamedianews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x