RINGTIMES BANYUWANGI – Setelah disahkannya Omnibus Law, sudah menjadi pengetahuan umum bahwa Rocky Gerung memang merupakan seorang oposisi dari pemerintahan periode ini yang dipimpin oleh Joko Widodo (Jokowi).
Tak jarang orang memuji kepintarannya dalam berbahasa, karena setiap kritik yang dilontarkannya memiliki alasan yang kuat. Meskipun sebenarnya terkadang bahasa yang dipakainya sedikit pedas.
Polemik yang muncul baru saja terjadi kemarin dalam acara Mata Najwa. Saking kesalnya kepada Rocky Gerung yang selalu mengkritik pemerintahan, politisi Partai Nasdem, Irma Suryani Chaniago mengatakan, "Kalau saya jadi presiden sudah saya tangkap Anda."
Baca Juga: Mudahnya Transfer Saldo ShopeePay, Ikuti 5 Langkah Ini
Perhatian dari seorang ahli hukum tata negara dan pengamat politik Indonesia, Refly Harun pun akhirnya muncul akibat pernyataan tersebut.
Menurut Refly Harun, orang-orang yang kritis itu bukanlah penjahat. Maka mereka harus diberikan ruang gerak.
"Hanya memang caranya (Rocky Gerung) menyampaikan kritik sering membuat telinga kita panas," tutur Refly Harun.
Menurutnya, selama Jokowi masih santai-santai saja dan tidak mempermasalahkan kritik tersebut, "Kenapa para pendukungnya selalu ribut, kenapa para buzzer misalnya selalu menyerang pribadi orang-orang yang mengkritik pemerintahan, apakah ini memang diminta? ataukah inisiatif pribadi?," tanya Refly Harun.
Baca Juga: Asam Urat Kambuh? Temulawak, Kunyit dan Kumis Kucing Kombinasi Sempurna untuk Menumpasnya
Dirinya juga menyarankan bahwa dalam acara seperti Mata Najwa, baiknya debat-debatnya bersifat substantif atau memiliki isi dan alasan, baik itu di sisi pemerintahan maupun oposisi.