“Melahirkan dan membesarkan anak menurut etika Islam. Para pengunjuk rasa wanita tidak dapat mewakili semua wanita di Afghanistan," katanya.
Bahkan Taliban menegaskan bukan bermaksud menganggap perempuan sebagai warga negaranya setengah-setengah.
Baca Juga: Menlu Prancis Ungkap Kebohongan Taliban: Mereka Berbohong
Hal ini mencuat setelah adanya pengunjuk rasa yang protes tentang pengisi kabinet pemerintah di Afghanistan.
Dilaporkan jika wanita tersebut mendapat hukuman cambuk dan pukulan menggunakan tongkat dari Taliban.
Sebelumnya, salah satu aktivis Afghanistan Diba Farahmand melakukanprotes meminta hak-hak wanita di Afghanistan dalam urusan pemerintaha dipertahankan.
Baca Juga: Amerika Serikat Taruh Harapan Besar pada China untuk Tangani Taliban
"Kami bukan perempuan masa lalu. Kami menginginkan hak kami. Kami menghadapi kekerasan kemarin, tetapi akan melanjutkan perjuangan kami," katanya.***.