Berikut 5 Destinasi Wisata Budaya di Banyuwangi yang Wajib Anda Kunjungi

10 September 2020, 06:54 WIB
Penari gandrung beraksi menampilkan tariannya di Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis 18 Juni 2020. Penari gandrung mulai beradaptasi diera normal baru dengan tampil mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti Face shield dan masker./ FEBRI AP/PR /

suci RINGTIMES BANYUWANGI – Banyuwangi, kota di ujung timur pulau Jawa ini menawarkan sejuta keindahan wisata dan budaya.  

Banyuwangi menyuguhkan berbagai macam destinasi wisata menarik.

Mulai dari wisata bahari, wisata kuliner, religi, hingga wisata budaya menjadi satu-kesatuan padu di Banyuwangi.

Baca Juga: Update Harga Emas Hari Ini di Pegadaian, Logam Mulia Antam hingga UBS

Budaya dan tradisi yang berkembang di Banyuwangi menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelancong, khususnya bagi mereka yang ingin mengetahui secara mendalam. 

Berikut daftar wisata budaya yang wajib anda kunjungi saat ke Banyuwangi:

1. Desa Adat Kemiren

Tangkap layar unggahan akun instagram @desa_kemiren.*/ instagram @desa_kemiren

Kemiren merupakan nama desa di Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi.

Baca Juga: Jadwal Acara SCTV Kamis, 10 September 2020 yang Menarik, Jangan Lewatkan By The Way

Desa Kemiren merupakan Desa Adat masyarakat Using di Banyuwangi.

Di Desa Kemiren terdapat rumah adat dan masyarakat asli Banyuwangi yang masih mempertahankan nilai-nilai budaya dan tradisi nenek moyang sebagai pedoman hidupnya.

Gaya hidup masyarakat Kemiren dari berpakaian hingga makanan dan minuman yang mereka sajikan tidak berubah.

Baca Juga: 80 Santri di Banyuwangi Negatif Covid-19, Diapresiasi dengan Wisuda

Ketika mengunjungi Desa Kemiren, pengunjung akan dibawa untuk menikmati makanan khas Banyuwangi seperti 'pecel pitik' dan kopi minuman khas masyarakat Kemiren.

 

2. Gandrung Sewu

Tangkap layar ilustrasi Gandrung.*/ Banyuwangitourism.com

Gandrung merupakan ikon kota Banyuwangi yang sudah ditetapkan sebagai simbol pariwisata Banyuwangi.

Dituangkan dalam surat keputusan Bupati Banyuwangi Nomor 173 Tahun 2002.

Biasanya, pementasan gandrung dilaksanakan pada malam hari, mulai pukul 21.00–4.00 WIB.

Baca Juga: Dalih Pembunuhan Massal G 30 S PKI, Siapa Dalang Dibalik Peristiwa Itu

Akan tetapi, saat ini gandrung ditampilkan pada siang hari atau saat acara-acara tertentu.

Gandrung Sewu merupakan pagelaran seni tari kolosal, masuk ke dalam agenda rutin Pemerintah Kabupaten Banyuwangi yakni Banyuwangi Festival sejak tahun 2012 silam.  

Seribu penari gandrung dihadirkan untuk menjamu para wisatawan yang hadir.

Baca Juga: Nasib Rakyat Timor Leste, Merasa ‘Dirampok’ Australia Menyesal Pisah dengan NKRI

Berbalut busana gandrung dan omprok yang menghiasi kepala, para penari melenggang dengan gemulai.

Diiringi musik dan tembang khas Banyuwangi, Gandrung sewu dilaksakan pada siang hari.

Festival Gandrung biasanya dilakukan pada bulan Oktober di Pantai Boom Banyuwangi.

Baca Juga: Hanya Pemilik 3 Rekening ini yang Mendapatkan BLT Rp 2,4 Juta UMKM

3. Petik Laut Muncar

Ilustrasi petik laut.*/ YouTube/Kabupaten Banyuwangi

Petik Laut adalah bagian dari ritual rutin yang dilaksanakan satu tahun sekali, tepatnya pada bulan Suro.

Prosesi ritual tersebut dilaksanakan sejak malam persiapan dengan menghias dan mempersiapkan sesaji di miniatur perahu.

Miniatur perahu berisi sesaji, seperti kepala kambing, dua ekor ayam hidup, macam-macam kue, buah, pancing, dll.

Baca Juga: Ujicoba Timnas U-19 VS Bulgaria, Target Shin Tae-yong Tidak Muluk-muluk

Selama satu malam beberapa orang membacakan kitab suci Al-Qu’an, sebelum pagi harinya dilarung ke laut.

Sebelum dilarung, miniatur perahu diarak keliling desa atau biasa disebut Ider Bumi.

Ritual tersebut diakhiri dengan melarung miniatur perahu sesaji dan mandi di laut dengan tujuan meminta berkah kepada Sang Hyang Iwak atau Dewi Laut.

Baca Juga: Karir Eri Cahyadi, Calon Walikota Surabaya yang Direkomendasikan PDI Perjuangan

Muncar merupakan pelabuhan terbesar di Jawa Timur dan terbesar kedua di Indonesia setelah Bagan Siapi-api.

 

4. Seblang Bakungan dan Olehsari

Ilustrasi seblang.*/ Banyuwangitourism.com

Banyuwangi memiliki dua jenis upacara tradisional yang berbeda, yakni Seblang Bakungan dan Seblang Olehsari.

Selang Bakungan dilaksanakan di Kelurahan Bakungan dan Seblang Olehsari di Desa Olehsari.

Baca Juga: Habiskan Rp732 Miliar untuk Pesta dan Boyong 150 Wanita, Gaya Liburan Ala Pangeran Arab

Seblang Bakungan merupakan upacara tradisional yang dilakukan sebagai wujud penyucian desa.

Upacara Seblang dilaksanakan pada bulan Syawal, yakni satu mingggu setelah hari raya Iduladha selama satu malam.

Prosesi upacara dilakukan oleh seorang penari wanita yang sudah lanjut usia. Tujuan utama dari upacara ini adalah untuk menolak bala.

Baca Juga: 4 Tips Mudah Memulai Usaha Tanaman Hias Supaya Cepat Dikenal Orang

Seblang Olehsari adalah upacara sakral bersih desa yang dilakukan untuk menolak balak.

Wujud dari upacara tradisional ini adalah dengan mementaskan seorang penari wanita muda selama tujuh hari berturut-tutut.

Upacara ritmis ini dilakukan saat sang penari kesurupan dan dia akan menari mengikuti irama dari 28 gending yang dinyanyikan oleh sinden.

Baca Juga: Pembahasan soal TVRI kelas 4-6 SD Rabu, 02 September 2020

Dua jenis tarian tersebut merupakan sebagian dari ritual upacara tradisional berbasis budaya agraris.

 

5. Kebo-keboan

Ilustrasi kebo-keboan.*/ Banyuwangitourism.com

Kebo-keboan adalah bagian ritual masyarakat osing di Banyuwangi.

Hampir semua desa osing di Kecamatan Singojuruh melakukan ritual agraris tersebut.

Akan tetapi, yang rutin melaksanakan Ritual Kebo-keboan berada di Desa Alas Malang dan Aliyan.

Baca Juga: Gejala dan Tingkatan Kanker Limfoma Hodgkin, Penyakit yang Menyerang Carla Suarez Navarro

Ritual Kebo-keboan dilakukan oleh manusia yang sudah didandani hingga menyerupai ‘kebo’ atau kerbau.

Dengan tanduk di kepala dan pewarna hitam yang dilumurkan pada seluruh badan.

Manusia kerbau tersebut melambangkan kekuatan dari seekor kerbau.

Baca Juga: Miris, Rumah Sakit di India Paksa Tukang Becak Jual Bayi Laki-lakinya Rp 19 Juta

Kerbau bagi masyarakat using adalah binatang yang kuat sebagai tumpuan hidup karena mayoritas mata pencahariannya adalah sebagai petani.

Rekomendasi wisata budaya di atas wajib anda kunjungi saat berlibur ke Banyuwangi.***

 

Editor: Galih Ferdiansyah

Tags

Terkini

Terpopuler