RINGTIMES – Kabar tentang ancaman virus corona di Indonesia mempengaruhi tingkat okupansi hotel di Kota Bogor. Penyebaran virus tersebut juga membuat industri pariwisata di Bogor waswas.
Berdasarkan data Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bogor, okupansi hotel di Kota Hujan menurun 5-7 persen di pekan pertama Maret 2020.
Yuno Abeta Lahay Ketua PHRI Kota Bogor menuturkan, tingkat kunjungan ke hotel bisa terus menurun apabila isu corona ini tidak segera diakhiri.
Yuno berharap pemerintah dapat memberikan keyakinan kepada masyarakat bahwa pemerintah dapat menangani penyebaran virus corona ini.
Baca Juga: Bank DKI Turut Cegah Virus Corona dengan Dorong Transaksi Non Tunai
Kepastian tersebut dapat menjadi alat bagi pelaku usaha hotel dan restoran untuk memberikan kepercayaan kepada konsumennya.
“Penurunan ada, ini amit-amit ya, yang diumumkan baru Depok, Bandung. Pertanyaannya kalau pemerintah setiap hari mengumumkan, terus tiba-tiba sebut Kota Bogor, itu gimana?” ujar Yuno Abeto dalam bincang-bincang yang digelar Badan Pendapatan Daerah Kota Bogor, Selasa, 10 Maret 2020.
Menurut Yuno, pemberian subsidi pajak pemerintah kepada pelaku hotel dan restoran juga tidak berpengaruh pada tingkat okupansi hotel.
Yuno menyarankan, subsidi pajak tersebut bisa dialihkan dengan pemberian insentif berupa alat deteksi kesehatan, dan masker.