Memalukan, Hanya Miliki 21 Siswa, Sekolah Ini Dicibir Karena Bullying

13 Februari 2020, 20:41 WIB
Viral video bullying terhadap siswi SMP di Purworejo, Jawa Tengah.* /ISTIMEWA/

RINGTIMES – Aksi perundungan terhadap pelajar perempuan di SMP Muhammadiyah Butuh, Purworejo, Jawa Tengah mendapat cibiran dari para netizen.

Seperti dilaporkan Pikiran-Rakyat.com, aksi perundungan tersebut dilakukan oleh sejumlah siswa laki-laki dengan cara memukul dan menendang siswi yang tertunduk lesu di bangku sekolah.

Aksi bullying yang dilakukan oleh remaja SMP ini terekam dan akhirnya viral di media sosial. Kecaman tidak hanya berupa makian dan hujatan, tetapi juga pelaporan hingga Gubernur Jawa Tengah turun tangan.

Setelah Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo merespon masalah ini, Dinas Pendidikan Kabupaten Purworejo pun ikut buka suara.

Baca Juga: Usai Lawan Sheffield United, Skuad Garuda Select Dapat pelajaran Berharga

Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Purworejo,  Sukmo Widi Harwanto, mengungkap sejumlah fakta terkait tindakan bullying tersebut.

Saat dihubungi oleh tim Pikiran-Rakyat.com pada Kamis 13 Februari 2020, Sukmo mengatakan bahwa dirinya telah melakukan konfirmasi kepada pihak sekolah.

"Sudah, kami sudah konfirmasi, sudah kita cek ke lapangan juga di SMP Muhammadiyah Butuh. Kepala sekolah sudah lapor, dan kita sudah ke lapangan buat cek," ucapnya saat dihubungi via sambungan telepon.

Dalam wawancara tersebut, Sukmo mengaku sedikit bingung dengan kejadian ini lantaran sekolah tersebut sangat sedikit.

Berdasarkan informasi yang dia terima, hanya terdapat 21 siswa di sana.

Dengan begitu, Sukmo merasa aneh dengan aksi perundungan yang dilakukan tiga siswa laki-laki itu.

Baca Juga: Di Kopi Jhony, Hotman Mendapat Aduan Pemerkosaan Anak

Baginya, jumlah yang sesedikit itu seharusnya mempermudah guru dan kepala sekolah untuk mengawasi setiap tingkah polah semua siswanya.

"Nanti akan kita gali akar permasalahanya, ya. Mengapa (aksi bullying terjadi pada) jumlah siswa yang sedikit itu, 21(orang).

"(Padahal) seharusnya Kepala Sekolah dan tenaga pendidikan di sana bisa melakukan pengawasan yang optimal.

"Tapi ternyata bisa terjadi hal seperti itu kan berarti ada hal yang salah," ujarnya.

Kasus ini akan segera ditelusuri lebih lanjut oleh pihak Disdikpora agar ditemukan permasalahannya.

Masalah ini sebetulnya perlu diselesaikan segera sebab sudah menjadi kasus perundungan ketiga di awal dekade 2020 ini dan akan terus berlarut jika tidak ada tindakan komprehensif dari seluruh pihak yang terlibat dalam pendidikan anak.

Bahkan, Seto Mulyadi, Ketua LPAI saja sempat geram terhadap kasus-kasus serupa yang cuma direspon saat kejadian, tidak berkelanjutan.

“Jangan seperti pemadam kebakaran saja, anak itu tetap manusia yang rentan," kata lelaki yang akrab disapa Kak Seto seperti diberitakan Pikiran-Rakyat.com sebelumnya.

Baca Juga: Sebelum Jadi Artis, Maia Estianty Suka Berpenampilan Tomboy

Editor: Dian Effendi

Sumber: Pikiran-Rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler