RINGTIMES - Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) RI, Ade Erlangga mengimbau kepada setiap sekolah untuk segera membentuk tim pencegahan tindak kekerasan.
Imbauan itu disampaikan Ade Erlangga pada Rabu (26/2/2020) setelah peristiwa kekerasan yang menimpa siswa Seminari St. Maria Bunda Segala Bangsa Maumere, Nusa Tenggara Timur.
Menyikapi imbauan dari Kemdikbud, SMP Negeri 2 Rogojampi, Banyuwangi, pada Sabtu (7/3/2020) menggelar deklarasi gerakan anti kekerasan di sekolah.
Deklarasi dilakukan dengan pembacaan janji oleh 700 murid SMP Negeri 2 Rogojampi sebagai upaya menolak berbagai bentuk tindak kekerasan antar siswa atau pun guru dan siswa.
Baca Juga: Berinfaqlah seperti Benih dengan Ratusan Butir yang Tak Berhenti Bertambah
Kepala SMP Negeri 2 Rogojampi, Agus Syafi’i menjelaskan, deklarasi anti bullying bertajuk # Stop Bullying, Start Well Being # SMPN 2 Rogojampi merupakan langkah awal mencegah segala bentuk kekerasan berupa perungungan (bullying).
“Bullying merupakan sebuah bentuk pelecehan,cemoohan, dan tindakan kekerasan, baik fisik maupun psikis. Ini penting untuk dicegah,” ungkap Agus Syafi’i pada Jumat (13/3/2020).
Dengan gerakan ini, Agus berharap tidak ada lagi aksi perundungan yang terjadi di sekolahnya.
Kedepan, lanjut Agus, para siswa yang telah mendekalarasi kampanye anti bullying akan diseleksi sebagai kader atau satuan tugas (satgas) anti bullying pada rombongan belajar (rombel) masing-masing .
“Apabila ada tindakan bully atau kekerasan di sekolah, Satgas Anti Bullying inilah yang akan menjadi penengah, sekaligus melaporkan ke guru,” jelasnya.