Para Guru Merancang Pembelajaran Online dari Rumah

- 17 Maret 2020, 08:00 WIB
Seorang guru mempersiapkan metode pembelajaran jarak jauh di SDN Depok Baru 4, Depok, Jawa Barat, Senin (16/3/2020). Pemerintah Kota Depok menginstruksikan seluruh sekolah untuk meliburkan siswa dari Taman Kanak-kanak, SD, SMP, dan SMA selama 14 hari guna mengatisipasi penyebaran virus corona COVID-19. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/foc.
Seorang guru mempersiapkan metode pembelajaran jarak jauh di SDN Depok Baru 4, Depok, Jawa Barat, Senin (16/3/2020). Pemerintah Kota Depok menginstruksikan seluruh sekolah untuk meliburkan siswa dari Taman Kanak-kanak, SD, SMP, dan SMA selama 14 hari guna mengatisipasi penyebaran virus corona COVID-19. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/foc. /ASPRILLA DWI ADHA/ANTARA FOTO

RINGTIMES – Para guru harus merancang berbagai cara untuk siswa agar bisa belajar dari rumah di tengah situasi darurat ancaman wabah virus corona.

Berbagai kanal digital berbasis online digunakan dalam proses pembelajaran. Dalam penggunaan digital sebisa mungkin disesuaikan dengan kebutuhan kompetensi dasar sebagaimana yang terdapat di dalam kurikulum setiap sekolahnya.

Kepala Sekolah SMPN 52 Jakarta, Heru Purnomo, setidaknya telah mulai memutar otak untuk merancang cara pembelajaran siswa sejak Dinas Pendidikan DKI Jakarta mengundangnya beserta kepala sekolah lain pada Sabtu, 14 Maret 2020.

Saat itu, pihak Disdik DKI Jakarta tengah menyosialisasikan instruksi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang menutup kegiatan belajar di sekolah selama 2 minggu.

"Hari Sabtu itu kami diundang bergelombang. Ada yang jam 16.00, ada yang jam 17.000. Ada juga yang datang hari Minggunya," kata pria yang juga Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia ini, Senin, 16 Maret 2020.

Baca Juga: DKI: Ada 169 Pasien dalam Pengawasan Kasus COVID-19

Saat itu, katanya pihak Disdik DKI Jakarta menyampaikan pesan kepada kepala sekolah yang hadir supaya sistem pembelajaran di rumah dijalankan karena telah ada instruksi. gubernur.

"Selanjutnya, saya tindaklanjuti. Malam itu juga diputuskan harus segera ada briefing untuk menyamakan persepsi mengenai pembelajaran di rumah itu seperti apa," katanya.

Rapat internal SMPN 52 kemudian berlanjut lagi pada senin, dini hari ini Dalam rapat itu disepakati beberapa hal teknis yang harus dilakukan dalam pembelajaran di rumah.

Secara garis besar, siswa akan mendapatkan tugas untuk dikerjakan di rumah. Guru yang akan menyampaikannya melalui media pesan daring, seperti grup whatsapp, atau surat elektronik.

Salah satu prinsip yang ditekankan, katanya, adalah bahwa proses pembelajaran harus dibuat fleksibel mengingat kondisinya sedang darurat.

Baca Juga: Brokoli dan Kembang Kol Memiliki Kesamaan Dari Nlai Gizinya

"Artinya, kami tidak memindahkan jadwal pembelajaran kelas sebagaimana biasanya itu ke dalam jadwal pembelajaran yang harus dilaksanakan di rumah. Waktunya fleksibel. (Tugas yang diberikan) bisa dikerjakan pagi, siang, sore, tergantung dengan daya dukung masing-masing keluarga," katanya.

Ia mengatakan, pihaknya juga melihat bahwa akses siswa terhadap jaringan dalam internet tidaklah setara. Ada beberapa siswa yang tidak memiliki telefon selular atau ada yang telefon selularnya memang milik orang tuanya. Mengingat aksesibilitas yang berbeda-beda itu juga, katanya, siswa juga diberi kelonggaran dalam hal tenggat waktu mengumpulkan tugas yang diberikan oleh guru.

"Yang terpenting, siswa itu ada di rumah, dibatasi mereka agar tidak kemana-mana dengan tetap belajar dan kompetensi dasar yang menjadi target itu tidak terlewatkan sia-sia," tuturnya.

Ia mengatakan, segala kekurangan yang terdapat dalam pembelajaran di rumah ini sebisa mungkin harus dimaklumi karena sifatnya darurat.

Pihak sekolah pun, katanya, memaklumi ketika siswa tidak menunaikan tugas-tugas dalam belajar berbasis daring tersebut karena persoalan teknis seperti aksesibilitas siswa terhadap jaringan daring.

Baca Juga: Bacalah Doa Ini Tiga Kali Sehari, Untuk Kamu yang Mudah Lupa

"Sifatnya harus fleksibel. Tidak bisa disiplin mati," katanya.

Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia Muhammad Ramli Rahim mengatakan, masing-masing siswa belajar di rumah secara daring dengan gurunya bukan hal yang aneh bagi guru-guru IGI. Menurutnya, IGI telah sering dilatih dan melatih guru dalam memanfaatkan segalanya untuk pembelajaran kelas dunia maya.

"Tak perlu platform pendidikan macam-macam, seperti ruang guru, quipper, zenuis atau sejenisnya karena memang guru IGI dilatih untuk itu. Bahkan guru IGI sudah mampu membuat platform seperti itu, meski dengan skala kecil," tuturnya.

Ia mengklaim, kanal pelatihan yang dimiliki IGI mampu membantuk kondisi darurat sepeti saat ini, ketika virus corona mewabah ke seantero negara. Dari tahun 2016 sampai saat ini, katanya, IGI sudah melatih dan menjangkau ke 34 provinsi di Indonesia. Sebanyak 1,5 juta guru katanya telah dilatih.

"Meski frekuensi pelatihan dan jumlah guru yang dilatih berbeda-beda jumlahnya. Begitu juga kanal yang dilatihkan, disesuaikan dengan kebutuhan para guru," ujarnya.***

Baca Juga: Berikut 6 Zodiak Yang Tak Pernah Beri Kesempatan Kedua untuk Pasangan yang Berselingkuh

Sumber : pikiran-rakyat dengan judul Guru Berjibaku Rancang Pembelajaran Online dari Rumah Hadapi Virus Corona

Editor: Dian Effendi

Sumber: Pikiran-Rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah