ITB Prediksi Penyebaran Virus Corona Akan Berakhir Pertengahan April 2020

- 21 Maret 2020, 08:00 WIB
ILUSTRASI virus corona, COVID-19.*
ILUSTRASI virus corona, COVID-19.* /PIXABAY

RINGTIMES - Institut Teknologi Bandung (ITB) memprediksi simulasi dan pemodelan penyebaran corona di Indonesia oleh Pusat Pemodelan Matematika dan Simulasi (P2MS).

Berdasarkan prediksi tersebut Indonesia akan mengalami jumlah kasus harian COVID-19 pada akhir Maret 2020 dan berakhir pada pertengahan April 2020, dengan kasus terbesar berada di angka sekitar 600 kasus.

Tim peneliti ITB terdiri dari dosen Program Studi Matematika ITB, Nuning Nuraini beserta Kamal Khairudin S. dan Mochamad April. Tim penelitian berusaha menjawab pertanyaan mendasar tentang epidemi COVID-19 melalui suatu model matematika sederhana.

Nuning dengan tim membangun model representasi jumlah kasus COVID-19 dengan menggunakan model Richard’s Curve. Model tersebut terbukti berhasil memprediksi awal, akhir, serta puncak endemi dari penyakit SARS di HongKong pada 2003.

Model Richard’s Curve yang dipakai yakni model Richard’s Curve Korea Selatan karena dinilai paling cocok untuk disandingkan dengan data kasus terlapor COVID-19 di Indonesia. Kesesuaian ini terjadi saat jumlah kasus COVID-19 di Indonesia masih 96 kasus.

Baca Juga: Prancis dan Inggris Melaporkan Kasus COVID-19 Melonjak Naik

"Jadi, bisa dikatakan, jika kita punya penanganan yang mungkin sama, sesuai dengan publikasi yang ada dengan Korea Selatan, tanpa memasukkan faktor kompleksitas lainnya seperti temperatur lingkungan, kelembaban, dan lainnya,“ ujar Nuning berdasarkan rilis yang diterima Pikiran-Rakyat.com Kamis, 19 Maret 2020.

Oleh karena itu, menurut Nuning, merujuk pada model yang dibangun, perlu dilakukan pencegahan dari meluasnya penyebaran COVID-19. Tingkat penyebaran yang tinggi akan memberatkan rumah sakit, karena tidak memiliki kapasitas yang cukup untuk menampung pasien COVID-19.

Pencegahan yang bisa dilakukan, yakni dengan melakukan pembatasan sosial (social distancing). Dengan adanya pembatasan sosial harapannya, setiap masyarakat tidak akan menjadi penular maupun tertular, karena tidak melakukan kontak dengan siapapun.

Penelitian tim ITB dilatarbelakangi oleh kasus COVID-19 di Indonesia yang telah menimbulkan keresahan masyarakat. Kesimpangsiuran informasi tentang COVID-19 pun dikhawatirkan mengganggu usaha menanggulangi virus tersebut. *** (FIR)

Halaman:

Editor: Dian Effendi

Sumber: Pikiran-Rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x