Merinding, Ini 7 Ramalan Jayabaya yang Terbukti Benar, dari Penjajahan, Pesugihan, hingga Presiden

- 11 Desember 2020, 12:15 WIB
Ilustrasi Korupsi/Ramalan Jayabaya yang Terbukti Benar
Ilustrasi Korupsi/Ramalan Jayabaya yang Terbukti Benar /Pixabay/Mohamed_Hassan

RINGTIMES BANYUWANGI – Kerajaan Kediri memang tidak bisa dikesampingkan begitu saja dalam perjalanan Nusantara, apalagi dengan adanya sosok yaitu Prabu Jayabaya. 

Kemahsyuran namanya akibat adanya kitab ramalan yang dibuatnya, dan dipercaya bahwa ramalan tersebut satu persatu menjadi kenyataan di masa kini.

Namanya ramalan, pasti ada yang percaya dan ada yang tidak. Namun, semua berubah ketika ramalan tersebut berangsur-angsur menjadi kenyataan.

Lalu apa saja ramalan Jayabaya yang sudah terbukti benar?

 Baca Juga: Besok! Stray Kids dan GOT7 Meriahkan Perayaan Ulang Tahun Shopee di TV Show Shopee 12.12 Birthday

Dilansir Ringtimesbanyuwangi.com dari kanal YouTube SosialHits, Jumat 11 Desember 2020, berikut tujuh ramalan Jayabaya yang terbukti benar.

1. Bangsa kulit kuning yang melepaskan Indonesia dari kekejaman kulit putih

Masa penjajahan Belnda di Indonesia diketahui mencapai 350 tahun. Hal ini tentu akan membekas bagi bangsa kita.

Setelah 350 tahun, datanglah bangsa Jepang yang merebut penjajahan Belanda di negara Indonesia. Hal ini ternyata sudah diprediksi oleh ramalan Jayabaya.

Dia mengatakan bahwa, “akan ada masanya datang kulit kuning yang melepaskan Indonesia dari kekejaman kulit putih.”

Kulit kuning yang dimaksud adalah orang Jepang, sedangkan kulit putih adalah orang Belanda.

 Baca Juga: Bernaung Pada Tunggak Semi, 5 Weton Ini Miliki Rezeki yang Terus Mengalir

2. Korupsi semakin merajalela

Korupsi seolah menjadi budaya yang menjadi praktik berabad-abad. Sebagai buktinya, korupsi ternyata sudah ada sejak zaman kerajaan kuno.

Namun sebelumnya, ramalan Jayabaya sudah menuliskan hal ini akan terjadi. Dia mengatakan, “akeh janji ora ditepati, akeh wong nglanggar sumpahe dewe. Akeh manungso mung ngutamakke duwit. Lali kamanungsan, lali kebecikan, lali sanak lali kadang.”

Yang artinya, banyak orang melanggar janji dan sumpahnya sendiri, lalu menempatkan uang sebagai prioritas, dan membuatnya lupa akan kebaikan serta kemanusiaan.

 Baca Juga: Bernaung Pada Wasesa Segara, 5 Weton Ini Miliki Energi Keberuntungan Seluas Lautan dan Banyak Rezeki

3. Banyak orang mau kaya secara instan

Hal ini sudah sangat wajar terjadi di negara kita. Banyak yang ingin memiliki harta berlimpah, namun malas bekerja.

Ingin kaya dalam sekejap mata, sehingga menghalalkan segala cara. Alhasil, banyak praktik pesugihan di negara Indonesia.

Bukan hanya di Jawa, pesugihan merupakan ritual khusus dengan kekayaan aneka tumbal sebagai penebusnya. Tentu saja ini termasuk ilmu hitam yang dilarang dalam ajaran agama.

Pada ramalan Jayabaya dikatakan, “akeh wong nyambut gawe apik-apik pada krasa isin. Luwih utama ngapusi. Wegah nyambut gawe kepenak-kepenak, ngumbar nafsu angkara murka, nggedekake duraka.”

 Baca Juga: Hoki Tingkat Dewa, 6 Shio Ini Selalu Dibanjiri Rezeki, Cek Shio Anda Sekarang

Ramalan terebut menunjukkan akan adanya masa, banyak orang bekerja namun merasa malu, akhirnya memilih menipu. 

Ada juga orang yang mau kaya raya, tapi malas bekerja, akhirnya mereka menghalalkan segala cara. Salah satunya dengan pesugihan.

4. Kemajuan zaman modern

Jayabaya memang sudah tiada berabad-abad yang lalu, dan tidak merasakan peradaban modern yang sekarang. Namun, peradaban modern yang sekarang sudah pernah diramalkan dalam ramalan Jayabaya.

Dia mengatakan, “mbesuk yen kreta mlaku tanpa jaran, tanah  Jawa kalungan wesi, prahu mlaku ing duwur awang-awang, kali ilang kedunge, pasar ilang kumandange.”

Yang artinya, akan ada masa kereta berjalan tanpa adanya kuda, yaitu kereta api. Tanah Jawa berkalung besi, ada pesawat yang berjalan di angkasa.

Sungai hilang sumbernya, dan hilang keramaian pasar. Hal ini karena banyaknya mall, supermarket, bahkan belanja online.

 Baca Juga: Rezeki Berlimpah, 4 Zodiak Ini Usaha atau Bisnisnya akan Lancar di Bulan Desember 2020

5. Maraknya pergaulan bebas

Segala yang menjadi tabu, sekarang sudah menjadi umum dan dimaklumi. Alih-alih anggapan perkembangan zaman, semua hal yang menyangkut pelanggaran norma seringkalidianggap wajar.

Hal ini juga berlaku dalam pergaulan bebas, yang sudah dianggap biasa oleh orang-orang sekarang. Ternyata hal ini dituliskan dalam ramalan Jayabaya.

Dia mengatakan, “wong wadon ilang kawirangane, wong lanang ilang prawirane.”

Yang artinya, orang perempuan kehilangan rasa malunya, dan para lelaki juga kehilangan kehormatannya. Jadi, jika dikaitkan dengan zaman sekarang, rasanya ramalan Jayabaya tersebut menyangkut perilaku pergaulan bebas.

6. Pendidikan dikomersilkan

Akses pendidikan yang gratis bagi siapa pun, memang masih menjadi permasalahan bagi bangsa Indonesia. Pasalnya, pendidikan merupakan hal bagi setiap warga negara tanpa terkecuali.

Namun, kenyataannya tidaklah demikian. Pendidikan beserta mutunya harus ditukar dengan jumlah pundi-pundi rupiah yang setimpal.

Dan ini juga dituliskan dalam ramalan Jayabaya, yaitu “akeh wong adol ilmu”, yang artinya banyak orang yang menjual ilmunya.

Tak heran jika pendidikan saat ini menjadi lading bisnis bagi siapa pun yang bersangkutan. Belum lagi dengan kaum intelektual yang tidak bisa objektif, namun bisa dibeli dengan politik.

7. Ramalan Notonegoro

Negara Indonesia memang sudah beberapa kali dipimpin oleh presiden yang berbeda. Mulai dari Ir. Soekarno hingga Jokowi saat ini.

Masing-masing dari mereka memang memiliki gayanya sendiri dalam memimpin bangsa ini. dan ternyata, ada satu ramalan Jayabaya yang sangat terkenal tentang pemimpin bangsa Indonesia, yakni notonegoro atau menata negara.

Ramalan ini bahkan dikatakan sudah dialami di tiga pemimpin negara kita, sebu saja No = Soekarno, To = Soeharto, dan No = Susilo Bambang Yudhoyono.

Ketiga pemimpin tersebut dianggap sebagai salah satu bukti  ramalan Jayabaya yang menjadi kenyataan.

Meski ramalan tersebut terlihat tepat, namun ramalan tetaplah ramalan. Kita tidak bisa 100% mempercayainya, apalagi menjadikannya sebagai pedoman.***

Editor: Shofia Munawaroh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x