Sembilan Tahun Mengenang Anton Moedardo Moeliono, Pakar Bahasa Indonesia

- 25 Juli 2020, 10:10 WIB
Anton Moedardo Moeliono
Anton Moedardo Moeliono /

RINGTIMES BANYUWANGI - Dengan digiatkannya promosi pariwisata di Indonesia serta keberagaman suku yang menjadikan ciri khas bangsa Indonesia, menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa yang perlu dipelajari oleh pendatang, bahkan penting dikuasai oleh orang Indonesia sendiri.

Anton Moerdado Moeliono memiliki peran penting dalam mengembangkan bahasa Indonesia, hari ini, merupakan hari berkabung bagi pemerhati bahasa Indonesia, sebab 25 Juli 2011 silam, pakar bahasa Indonesia ini berpulang pada pukul 23.27 WIB, di RS Medistra, jakarta.

Dikutip ringtimesbanyuwangi.com dari situs Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan, Pada tahun 1958, Anton M. Moeliono menyelesaikan pendidikan sarjananya di Fakultas Sastra, Universitas Indonesia.

Baca Juga: Hagia Sophia Digunakan Salat untuk Pertama Kali, Berikut Profil Tiga Imam di Masjid Tersebut

Kemudian, pada tahun 1965 ia memperoleh gelar Master of Arts in General Lingustics di Cornell University, AS. Ia mengikuti program Studi Pascasarjana, Rijksuniversiteit Leiden, pada tahun 1971--1972 dan menjadi Professional Associate di East-West Center, University of Hawai, pada tahun 1977.

Setelah itu, pada tahun 1980 dia menjadi Visiting Fellow, Research School of Pacific Studies, The Australian National University. Ia memperoleh gelar doktor Ilmu Sastra, Bidang Linguistik, di Universitas Indonesia pada tahun 1981.

Sejak tahun 1982, pria kelahiran 21 Februari 1929 ini menjadi guru besar bahasa Indonesia dan lingustik  di Fakultas Sastra, Universitas Indonesia.

Sebagai pakar bahasa, Anton Moeliono memiliki  banyak pengalaman. Pada mulanya ia menjadi  asisten ahli. Kemudian, pada tahun 1960--1963, ia menjadi Ketua Jurusan Sastra Indonesia. Tahun 1962--1967, ia menjadi lektor. Ia juga menjadi Pembantu Dekan Bidang Akademi sejak tahun 1965 sampai dengan 1967 dan Ketua Badan Pimpinan Fakultas Sastra tahun 1966--1967.

Baca Juga: Belajar Sendirian di Sekolah Sebab Tak Punya HP, Ganjar Pranowo Acungi Jempol

Pada tahun 1969--1977 ia menjadi Kepala Lembaga Linguistik. Pada tahun 1967--1973 ia diangkat menjadi Lektor Kepala Madya dan pada tahun 1973--1982 menjadi Lektor Kepala. Dia memangku jabatan Ketua Program Pascasarjana Ilmu Sastra pada tahun1982--1983 dan Ketua Program Studi Linguistik Pascasarjana tahun 1987--2000.

Halaman:

Editor: Dian Effendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x