Mengenang Kisah dan Fakta Pilu di Balik Fenomena Ninja di Banyuwangi

- 23 Maret 2021, 10:35 WIB
Ilustrasi kisah dan fakta fenomena ninja di Banyuwangi
Ilustrasi kisah dan fakta fenomena ninja di Banyuwangi /Unsplash/Negan Scofield/

RINGTIMES BANYUWANGI - Kala itu, tepatnya pada tahun 1998 terjadi konflik berdarah di Banyuwangi.

Banyuwangi merupakan Kabupaten di Jawa Timur dan merupakan Kabupaten yang menjadi akses utama menuju Pulau Bali.

Sebelum dijuluki sebagai Sunrise Of Java, dahulu Banyuwangi pernah dapat julukan kota santet bagi sebagian orang.

Julukan itu didapatkan ketika insiden tragis yang terjadi pada tahun 1998. Saat itu, rakyat Banyuwangi dibuat resah dengan kemunculan sekelompok orang bertopeng yang mereka sebut sebagai ninja.

Baca Juga: 6 Fakta Tentang Negara Palestina

Baca Juga: Latar Belakang Politik Supersemar yang Terjadi pada 11 Maret

Seperti dikutip Ringtimesbanyuwangi.com dalam postingan video yang diunggah kanal YouTube BiCo Story pada 23 Maret 2021, Orang yang dipercaya memiliki ilmu santet, menjadi sasaran sekelompok orang yang tidak dikenal.

Orang yang disinyalir sebagai dukun santet, pada setiap rumahnya diberi label atau tanda tertentu.

Pada saat itu, masyarakat Banyuwangi dibuat ketakutan bahkan sampai tidak keluar rumah saat menjelang malam hari.

Baca Juga: Hari ini dalam Sejarah, Terjadinya Politik Supersemar Orde Lama Buka Babak Baru ‘Orde Baru’

Baca Juga: Misteri Desa Panjang Umur, Pemukiman yang 75 Persen Populasinya Berusia 80 Tahun Plus

Baca Juga: 7 Dewa Dewi dalam Mitologi Mesir Kuno yang Banyak Dipuja dan Disembah

Para ninja ini beraksi saat malam datang, mereka mendatangi setiap rumah yang telah diberi label sebelumnya.

Aksi mereka terbilang sangat sadis, bahkan ninja tersebut melakukan pembantaian di tempat.

Bupati pada saat itu yakni Purnomo Sidiq sampai menginstruksikan camatnya untuk mendata setiap orang yang dianggap dukun santet kala itu dengan maksud untuk menyelamatkan mereka.

Namun, data itu bocor di telinga para sekelompok ninja, dan dengan sadisnya para ninja mendatangi rumah yang terdata tersebut.

Bahkan sekelompok ninja ini sampai menggunakan truck dan ramai-ramai melakukan aksinya ini.

Yang paling sadis dari aksinya adalah mengikat tangan korban dan menyeretnya menggunakan sepeda motor.

Korban dibawa ke kuburan desa dan diletakkan begitu saja, lalu ditinggal.

Puncaknya, yang membuat masyarakat semakin resah dengan gerakan ninja itu adalah disaat bukan hanya para orang yang dianggap dukun, Namun para tokoh ulama dan sesepuh desa ikut menjadi sasarannya.

Tentu perilaku tersebut di luar kemanusiaan, dan membuat para lelaki pada saat itu berjaga di setiap pos ronda desa.

Konon, para ninja disebut memiliki ilmu yang sakti. Menurut rumor yang beredar saat itu, ninja tersebut dapat menempel di dinding dan bisa memasuki area dan celah-celah sempit melalui ventilasi rumah.

Karena hal yang meresahkan warga tersebut, Pemerintah akhirnya mengutus tim pencari fakta dan aparat untuk menangkap sekelompok yang dianggap ninja itu.

Akhirnya, beberapa hari kemudian setelah pihak aparat turun lapangan, situasi kembali kondusif dan rakyat Banyuwangi hidup dengan aman dan nyaman hingga saat ini.***

Editor: Ikfi Rifqi Arumning Tyas


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x