Network
RINGTIMES BANYUWANGI – Karya sastra merupakan bagian dari kebudayaan yang dikelahirannya di tengah-tengah masyarakat. Karya sastra juga tidak pernah luput dari pengaruh sosial dan budaya.
Pengaruh sosial budaya tersebut bersifat timbal balik, artinya sebuah karya sastra dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh masyarakat.
Karya sastra merupakan cerminan kehidupan, akan tetapi karya sastra tidak pernah menjiplak kehidupan.
Seperti halnya dengan lagu Genjer-genjer yang diciptakan oleh Arief Muhammad.
Lagu Genjer-genjer diciptakan Arief Muhammad untuk menggambarkan realitas sosial yang terjadi pada masa penjajahan Jepang.
Baca Juga: Beredar Hoaks di Facebook, Pemegang Kartu BPJS Dapat BLT Rp4 Juta per KK
Lagu berbahasa Using ini memang banyak disukai karena sangat dekat dengan masyarakat Banyuwangi pada masa itu.
Tidak hanya di Banyuwangi, lagu Genjer-genjer ini bahkan tersebar ke beberapa pelosok negeri dan sering dilantunkan.
Dilatarbelakangi oleh hal-hal tertentu, lagu Genjer-genjer ini dikecam oleh Pemerintah pada masa Orde Baru karena dituding sebagai mars PKI.
Dibalik itu semua, Arief Muhammad sangat pencipta lagu ini adalah anggota Lekra. Organisasi yang berdiri di bawah naungan PKI.
