Sudahkah Ditempatmu Balai Desa Menjadi Balai Budaya

- 4 Maret 2020, 08:15 WIB
Warga Suku Osing memainkan musik tradisional Gedhogan di Kemiren, Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu (6/10/2019). Permainan musik yang dimainkan dengan lesung, alu dan angklung itu merupakan warisan tradisi Suku Osing yang dimainkan saat panen tiba.*/
Warga Suku Osing memainkan musik tradisional Gedhogan di Kemiren, Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu (6/10/2019). Permainan musik yang dimainkan dengan lesung, alu dan angklung itu merupakan warisan tradisi Suku Osing yang dimainkan saat panen tiba.*/ /ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/wsj.

RINGTIMES – Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mendorong seluruh kepala desa untuk lebih inovatif menciptakan program-program baru.

Salah satunya dengan menambah fungsi balai desa menjadi balai budaya.

“Selain kantor bagi petugas desa, balai desa ke depan harus bisa menjadi pusat aktivitas dan tempat berkumpulnya warga, menjadi pusat aktivitas warga. Khususnya menjadi sentra pembinaan seni dan budaya desa. Itu kemarin saya lontarkan di hadapan pengurus ASKAB,” kata Anas, Selasa (3/3/2020).

Sebelumnya, Anas telah menggelar pertemuan dengan 30 pengurus Asosiasi Kepala Desa Banyuwangi (ASKAB) yang anggotanya adalah kepala desa se-Banyuwangi.

Anas melanjutkan, fasilitas dan infrastruktur desa, khususnya di kantor desa harus bisa dioptimalkan untuk kegiatan pemberdayaan warga. Untuk itu, Anas mengimbau kepala desa agar lebih kreatif membikin kegiatan yang melibatkan warga.

Baca Juga: Selain Sarang Lebah, Yahyo Singgung Pergantian Kadus dan Pilkades Gintangan

Misalnya, menggelar pelatihan maupun kegiatan pemberdayaan yang dijadwal rutin di balai desa. Lalu membuat pertunjukan gandrung setiap malam Minggu, atau hadrah dan sholawatan setiap malam Jumat.

“Jika di balai desa rutin digelar seperti ini, seniman tidak perlu lagi repot membangun sanggar-sanggar karena bisa memanfaatkan ruang-ruang kosong yang ada di balai desa. Dengan begitu, balai desa tidak sekedar menjadi kantor bagi petugas desa, tapi juga menjadi balai budaya tempat berkumpulnya warga. Sehingga semangat keguyuban dan gotong royong tetap terjalin kuat di desa,” tuturnya.

“Balai desa yang dipenuhi dengan aktivitas sosial dan budaya warganya, merupakan salah satu indoikator Smart Kampung yang dikembangkan Banyuwangi,” imbuhnya.

Selain itu, Anas kembali meminta agar kepala desa terus meningkatkan pelayanan publik, dan bisa menyelesaikan berbagai permasalah sosial di wilayahnya.

Halaman:

Editor: Dian Effendi

Sumber: Pemkab Banyuwangi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x