Network
RINGTIMES BANYUWANGI - Media sosial Facebook digegerkan dengan salah satu gambar yang menampilkan Presiden Joko Widodo disertai tulisan 'Kalian setuju kalau saya MUNDUR?'.
Klaim pertama kali diunggah oleh akun Facebook bernama Edy Bungsu Bungsu pada Minggu, 7 Juni 2020.
Dengan Bersamaan unggahan tersebut, akun Facebook Edy Bungsu Bungsu juga menuliskan narasi sebagai berikut:
Baca Juga: Buka Suara Karena Sering Dijuluki Sebagai Presiden Poligami Indonesia
"Yang Setuju Comenn," kata akun Facebook Edy Bungsu Bungsu dalam unggahannya.
Setelah ditelusuri lebih jauh soal klaim yang disebutkan akun Facebook Edy Bungsu Bungsu adalah salah atau keliru.
Dikutip Pikiranrkayat-Bekasi.com dari akun Instagram Hoax Crisis Center Jawa Barat Rabu, 17 Juni 2020 memberikan keterangan dan fakta sebenarnya dari klaim akun Facebook Edy Bungsu Bungsu tersebut.
Fakta sebenarnya adalah tangkapan layar yang diunggah akun Facebook Edy Bungsu Bungsu berasal dari video wawancara dalam program TV Mata Najwa oleh presenter Najwa Sihab yang diunggah pada Rabu, 22 April 2020.
Berita ini sebelumnya telah terbit di PikiranRakyat-Bekasi.com dengan judul Cek Fakta: Jokowi Dikabarkan Mengundurkan Diri sebagai Presiden Republik Indonesia
Wawancara yang dilakukan Jokowi dan Najwa Sihab tersebut terjadi pada Selasa, 21 April 2020 terdapat tujuh bagian dengan tema pembahasan seputar virus corona atau Covid-19.
Pada wawancara itu Jokowi menanggapi sejumlah isu terkait pandemi virus corona atau Covid-19, namun tidak terdapat pernyataan seperti yang diklaim akun Facebook Edy Bungsu Bungsu bahwa Jokowi menanyakan apakah masyarakat setuju jika dirinya mengundurkan diri sebagai presiden.
Bahkan klaim Jokowi menanyakan kepada masyarakat perihal kemundurannya sebagai presiden pun tidak diberitakan oleh sejumlah media-media cetak, televisi, maupun online di Tanah Air.
Dengan penjelasan di atas maka klaim dari akun Facebook Edy Bungsu Bungsu yang mengklaim bahwa Jokowi menanyakan kepada masyarakat perihal dirinya mengundurkan diri sebagai presiden adalah salah dan disebut sebagai konten yang menyesatkan.
Baca Juga: Mengenai Usulan DPR, Ridwan Saidi Sebut RUU HIP Sangat Ateis
Oleh karena itu, masyarakat diharapkan jangan mudah mempercayai kabar yang berhembus sebelum melakukan pengecekan informasi secara menyeluruh, terutama informasi tersebut apakah berasal dari sumber yang terpercaya atau bukan.(Penulis: Sophia Tri Rahayu)
