Kepercayaan, Melindungi dari Resiko Reputasi Bisnis dan Mengurangi Ancaman Terburuk

- 26 November 2020, 15:25 WIB
Ilustrasi bisnis online selama pandemi Covid-19.
Ilustrasi bisnis online selama pandemi Covid-19. /Geralt/Pixabay

RINGTIMES BANYUWANGI- Ada banyak hal yang bisa merusak reputasi, baik internal maupun eksternal. Kepercayaan adalah salah satu kunci  utama dalam melindungi reputasi bisnis dari ancaman terburuk.

Reputasi dan hubungan dengan pelanggan juga pemangku kepentingan lainnya penting bagi kinerja dan kesuksesan bisnis. Seperti halnya keuntungan dan suksesnnya keluaran produk baru.

Masalah dapat datang kapan saja bagi perusahaan, jadi sangat penting untuk menjaga kepercayaan. Jujurlah dengan mengkomunikasikan visi, misi, dan nilai-nilai perusahaan.

Baca Juga: Tanggal Gajian Tiba, Shopee Gajian Sale Punya Promo Spesial buat Kamu!

Itu berarti memenuhi harapan pelanggan, mendengarkan umpan balik, dan menyediakan produk berkualitas baik.

Karyawan juga merupakan bagian penting dari perusahaan, memperlakukan mereka dengan rasa hormat adalah keharusan.

Sama dengan halnya pelanggan, kepercayaan karyawan juga tidak kalah penting. Dengan demikian, karyawan akan lebih loyal dan bersungguh sungguh  dalam membangun  perusahaan.

Baca Juga: 4 Makanan Tinggi Purin Buat Kadar Asam Urat Kambuh Seketika, Hindari Agar Nyeri Sendi Tak Kumat

“Kinerja dan kesuksesan perusahaan dulu dilihat dari segi aset berwujud, seperti keluaran produk”, kata Daniel Korschun, profesor pemasaran di Drexel University LeBow College of Business yang mempelajari tanggung jawab dan reputasi perusahaan.

Sekarang, katanya, “aset tidak berwujud sama pentingnya. Seperti reputasi atau bagaimana perasaan konsumen dan pemangku kepentingan lainnya tentang hubungan mereka dengan perusahaan”.

Ancaman terhadap reputasi perusahaan bisa datang kapan saja, dari mana saja atau siapa saja. Mereka bisa berasal dari kepemimpinan, seperti pada tahun 2018, ketika mantan CEO Papa John membuat komentar rasis dan perusahaan berjuang untuk pulih.

Baca Juga: 4 Zodiak yang Keuangannya Meningkat dan Rezekinya Mengalir Deras di Desember 2020, Cek Zodiakmu

Ada  juga seorang karyawan yang kedapatan memposting konten yang tidak pantas atau tidak profesional di media sosial.

Bahkan bisa datang dari luar kendali perusahaan, seperti kasus organisasi yang tanpa disadari terseret ke dalam politik .

Bagaimana perusahaan menangani insiden ini menentukan apakah insiden tersebut dapat bangkit kembali atau tidak. 

Risiko reputasi juga bisa merugikan bisnis. Anda bisa kehilangan pelanggan atau bakat berharga, dan itu bisa memengaruhi seberapa besar nilai perusahaan Anda.

Baca Juga: Jadwal Acara Trans TV dan Trans 7 Hari Kamis, 26 November 2020, Saksikan 100 Days My Prince

Reputasi terdiri dari 63% dari nilai pasar perusahaan, menurut survei terhadap 2.200 eksekutif oleh perusahaan layanan komunikasi dan pemasaran Weber Shandwick.

Survei CareerBuilder 2017 juga menemukan bahwa 71% pekerja tidak akan melamar pekerjaan di perusahaan yang mengalami publisitas negatif.

Fokus dalam menjaga kepercayaan adalah hal yang utama. Dipersepsikan tidak jujur ​​adalah risiko reputasi terbesar. Bisnis membangun dan memelihara kepercayaan dengan menetapkan dan memenuhi harapan konsumen.

Baca Juga: Jadwal Acara ANTV, SCTV, dan Indosiar Hari Ini Kamis 26 November 2020 , Ada Special Amanda Manopo

"Setiap kali mereka melebihi ekspektasi sedikit, mereka membangun reputasi, dan setiap kali mereka tidak memenuhi standar harapan, itu merusak reputasi," ucap Korschun.

Menurut laporan khusus barometer kepercayaan edelman 2019, 81% konsumen bergantung pada keputusan pembelian mereka pada apakah mereka mempercayai merek untuk melakukan apa yang benar.

Sedangkan 67% akan mencoba produk hanya berdasarkan reputasi, tetapi akan berhenti membelinya jika mereka kehilangan kepercayaan. dalam merek.

Baca Juga: Link Live Streaming Liga Campions Grup B: Inter Milan vs Real Madrid  

Menghadirkan produk berkualitas baik, mengumpulkan ulasan produk yang baik, memperlakukan pelanggan dengan baik, dan menangani masalah layanan pelanggan semuanya membantu membangun kepercayaan yang paling besar.

Konsumen juga melihat merek dapat dipercaya ketika mereka memperlakukan karyawannya dengan baik. Tidak mendukung kebijakan sosial atau politik yang ditolak konsumen.

Menurut laporan, 53% responden mengatakan bahwa merek harus terlibat dengan masalah sosial yang tidak mempengaruhi bisnis mereka secara langsung.

Baca Juga: Demam Pada Anak, Berikut yang Perlu Dilakukan Ketika Anak Mengalami Demam

Kualitas produk digunakan untuk membedakan perusahaan, kata Korschun. Sekarang ada kesamaan yang lebih besar di antara produk.

"jadi kami melihat lebih banyak bahwa konsumen membandingkan perusahaan bukan pada apa yang mereka buat, tetapi pada siapa mereka dan bagaimana mereka mengekspresikan nilai mereka sebagai sebuah perusahaan," tambahnya.***

Editor: Ikfi Rifqi Arumning Tyas

Sumber: Business Insider


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah