Pasar Saham dan Harga Minyak Dunia Anjlok, Kekhawatiran Resesi Global Akibat Corona

- 9 Maret 2020, 21:00 WIB
ADB memprediksi ekonomi Indonesia hanya tumbuh tak lebih dari 5,1 persen tahun ini. Lantas, bagaimana dengan tahun depan?/
ADB memprediksi ekonomi Indonesia hanya tumbuh tak lebih dari 5,1 persen tahun ini. Lantas, bagaimana dengan tahun depan?/ /ANTARA FOTO/

 

RINGTIMES -Baca Juga: Impor dari India Kemungkinan telah Tiba, Harga Gula Pasir Diperkirakan Kembali Normal Pertengahan Maret

Asian Development Bank (ADB) telah memprediksikan kerugian berkisar antara 77 miliar Dolar AS hingga 347 miliar Dolar AS.

Berhentinya aktivitas perdagangan, pariwisata, manufaktur, dan transportasi di Tiongkok adalah salah satu penyebab kerugian ini.

Setelah beberapa negara lain mengalami krisis yang sama, kemerosotan ekonomi semakin parah. Salah satunya di Negara Italia.

Kota Milan yang menjadi pusat keuangan dan perdagangan Italia ditutup hingga 3 April mendatang. Wilayah Lombardia yang menjadi pusat industri juga dikarantina.

Baca Juga: Tidak Diikuti Kebijakan Memadai, Target Penurunan Prevalensi Perokok Dinilai Ambisius

Dikutip dari The Guardian, pasar saham di seluruh Asia terjun bebas, bahkan menjadi yang terparah sejak krisis ekonomi global 2008 lalu.

Harga minyak mentah Brent jatuh hingga 30 persen ke harga 21,14 Dolar AS per barel atau setara dengan Rp 306 ribu per barrel.

Angka ini merupakan yang terparah sejak dimulainya Perang Teluk pada 1991.

Minyak ikut merosot lantaran Saudi Arabia tiba-tiba saja menaikkan jumlah produksi harian untuk melawan kompetitor.

Padahal, dalam kondisi wabah, kebijakan tersebut meningkatkan kekhawatiran atas perlambatan ekonomi global.

Baca Juga: Pembeli Mengeluh, Harga Gula Di Jember Naik Hingga Rp.4000

Negara di Jazirah Arab ini pun tak cukup menambah kapasitas produksi, tetapi meningkatkan pengamanannya.

Australia juga ikut terjun bebas dengan penurunan hingga 7,3 persen pada pasar sekuritasnya.

Kondisi tersebut menjadi yang terparah semenjak krisis ekonomi global tahun 2008.

Chief Investment Officer di Probis Securities Sydney, Jonathan Barrat mengatakan"Saya pikir semua perkiraan sudah tak sesuai lagi. Ini seperti ada perlombaan ke bawah untuk menyelamatkan ketertiban".

Baca Juga: Polri Sita 61.550 Masker dari 30 Tersangka di 17 Wilayah

Untuk Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi hingga -13,4 persen hingga akhir Februari 2020.

Angka ini sangat rendah dan mendekati nilai valuasi saat krisis ekonomi global pada 2008.

Pakar keuangan menyarankan para investor untuk melakukan diversifikasi atau mencari investasi alternatif.

Isu penyebaran virus corona (COVID-19) yang telah memakan korban ribuan jiwa semakin menambah kekhawatiran para pelaku pasar modal," ujar Erik Argasetya Chief Investment Officer PT Jagartha Penasihat Investasi pada Minggu 8 Maret 2020.***

Baca Juga: Impor dari India Kemungkinan telah Tiba, Harga Gula Pasir Diperkirakan Kembali Normal Pertengahan Maret

 

Sumber: Pikiran-rakyat.com dengan judul Kekhawatiran Resesi Global seperti 2008 Akibat Virus Corona Memuncak, Pasar Saham dan Harga Minyak Dunia Anjlok

Editor: Dian Effendi

Sumber: Pikiran-Rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah