Fakta Mengejutkan, Tingkat Kemiskinan Sangat Berpengaruh Terhadap Kecerdasan Anak

12 Desember 2020, 14:00 WIB
Lingkungan sosial dan tingkat kemiskinan serta latar belakang orang tua sangat berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan anak.* /pixabay/2081671

RINGTIMES BANYUWANGI – Status sosial ekonomi atau tingkat kemiskinan telah dikaitkan dengan perbedaan signifikan dalam pemrosesan sosial, emosional dan bahasa seseorang.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa remaja dari latar belakang sosial ekonomi yang lebih rendah menunjukkan prestasi akademis yang lebih rendah, dan lebih mungkin menderita kecemasan dan depresi.

Tidak menutup kemungkinan bahwa banyak dari mereka untuk putus sekolah dan mengalami lebih banyak perselisihan keluarga dan orang tua.

Baca Juga: Besok! Stray Kids dan GOT7 Meriahkan Perayaan Ulang Tahun Shopee di TV Show Shopee 12.12 Birthday

Benarkah status sosial terlebih pada tataran tingkat kemiskinan sangat berpengaruh terhadap kecerdasan dan tingkat kemampuan kognitif anak?

Ringtimesbanyuwangi.com melansir dari laman Psychologytoday.com pada 12 Desember 2020, menunjukkan beberapa fakta mengejutkan mengenai tingkat kecerdasan anak, pola pikir, kemampuan otak, dan pengaruh lingkungan sosialnya.

Biasanya, beberapa remaja yang sedang berkembang akan mengalami ketidakstabilan emosi, lalu apa yang mungkin terjadi pada remaja yang hidup dalam kemiskinan? 

Baca Juga: 13 Tanda-tanda Hubungan Anda dalam Masalah Serius, Seperti Pelit Bisa Picu Perpisahan

Para remaja ini cenderung lebih sering mengalami kekerasan lingkungan, bersekolah di bawah standar, dan mengalami stres yang lebih kronis dan tidak dapat diprediksi.

Studi neuroimaging terbaru dari laboratorium saya telah mempelajari hubungan antara kemiskinan dan perkembangan otak.

Dalam studi cross-sectional terhadap enam puluh anak usia 5-17, dalam studi tersebut para peneliti mengamati perbedaan volume otak (salah satu komponen ukuran otak), pada amigdala dan hipokampus, yang secara luas dianggap bertanggung jawab atas pemrosesan emosi dan memori.

Hasilnya, anak yang pengasuh utamanya (orang tua) menerima pendidikan yang lebih lebih rendahmemiliki volume amigdala yang lebih besar, sementara pendapatan keluarga yang lebih rendah dikaitkan dengan volume hipokampus yang lebih kecil. 

Baca Juga: Asam Urat Menyerang? Cukup Lakukan 3 Langkah Mudah Pengobatan dengan Baking Soda Berikut Ini

Seiring bertambahnya usia anak-anak, variabel SES tampaknya lebih berpengaruh pada wilayah yang bertanggung jawab atas bahasa, menunjukkan bahwa perbedaan dalam lingkungan emosional anak dan paparan linguistik mungkin menjelaskan perbedaan dalam struktur otak. 

Studi yang lebih besar menemukan bahwa pendapatan keluarga yang lebih rendah dikaitkan dengan bahasa, fungsi emosional, dan kontrol impuls.

Meski begitu, harapan tidak hilang bagi remaja dari latar belakang yang kurang beruntung. Sejumlah studi pencitraan selama dua dekade terakhir telah menetapkan bahwa otak yang sedang berkembang sangatlah plastik, atau dapat berubah.

Oleh karena itu, lintasan perkembangan dapat dibentuk kembali dengan cara-cara positif yang dapat berlangsung hingga usia remaja.

Baca Juga: Tes Kepribadian, Punya 5 Karakter Ini? Berarti Anda Layak Dikategorikan sebagai Pemimpin

Kita tahu bahwa pada usia enam tahun, otak sudah berada pada 95 persen volume puncaknya tetapi bagaimana wilayah otak itu belajar berkomunikasi masih dapat dibentuk sejak dini.

Faktanya, bahkan orang dewasa pun menunjukkan kapasitas plastisitas di kemudian hari.

Jadi, apa artinya inisiatif kebijakan untuk membantu remaja dalam kemiskinan?

Untuk satu hal, lebih banyak dana dapat disediakan untuk program setelah sekolah dan intervensi di rumah yang mengajarkan orang tua manfaat membaca untuk anak-anak dan berinteraksi dalam kegiatan yang membangun.

Mengingat sejumlah besar penelitian tentang plastisitas otak, kebijakan dapat dikembangkan yang menargetkan anak-anak dari latar belakang tingkat kemiskinan yang lebih rendah sejak dini, dengan harapan mengubah lintasan perkembangan di area otak yang terlibat dalam kontrol impuls, bahasa, dan pengambilan keputusan.

Baca Juga: Kenapa Kondom Diciptakan Berwarna-warni dan Memiliki Rasa yang Menggoda? Ini Alasannya

Lingkungan yang lebih hangat dan memelihara dikenal lebih baik dalam jangka panjang untuk perkembangan otak.

Oleh karena itu, inisiatif untuk mendukung keterikatan orangtua-anak sejak dinibisa sangat berharga.***

Editor: Ikfi Rifqi Arumning Tyas

Sumber: Psychologi Today

Tags

Terkini

Terpopuler