4 Jenis Obat untuk Memerangi Disfungsi Ereksi yang Bisa Anda Tebus

14 Maret 2021, 16:00 WIB
Ilustrasi obat-obatan untuk disfungsi ereksi:* /Pixabay/Michal Jarmoluk/

RINGTIMES BANYUWANGI - Ketika seorang pria mengalami gangguan seksual seperti disfungsi ereksi, terkadang hal ini diakibatkan oleh gejala dan kebiasaan tertentu.

Disfungsi ereksi bagi pria adalah masalah seksual yang besar bagi pria. Jika mengalami hal ini, pria akan menggunakan berbagai cara untuk mengobatinya.

Berikut adalah beberapa jenis obat untuk mengatasi masalah disfungsi ereksi yang dilansir oleh Ringtimesbanyuwangi.com dari laman medicalnewstoday.com pada 14 Maret 2021 yang bisa Anda dapatkan di toko obat.

Baca Juga: Pangdam IX Udayana dan Shopee Indonesia Bantu Memberi Solusi Krisis Air Bersih di NTT

Baca Juga: Mengenal Vaginismus, Disfungsi Seksual yang Terjadi pada Wanita

Sildenafil

Sildenafil (Viagra) adalah obat umum untuk mengobati disfungsi ereksi. Ini adalah penghambat fosfodiesterase tipe 5 (PDE5). 

Jenis ini adalah kelas obat yang mencegah enzim yang membantu mengontrol aliran darah agar tidak bekerja dengan baik. Obat-obatan ini menyebabkan pembuluh darah menjadi rileks dan meningkatkan aliran darah yang melaluinya.

Dokter terkadang meresepkan sildenafil untuk mengobati tekanan darah tinggi selain disfungsi ereksi. Uji klinis menunjukkan bahwa sildenafil adalah cara yang efektif untuk mengobati disfungsi ereksi pada kebanyakan orang.

Untuk mengobati disfungsi ereksi, minum obat ini 30 menit hingga 4 jam sebelum aktivitas seksual. Masih perlu merasa terangsang agar ereksi terjadi, bahkan setelah minum obat.

Baca Juga: Penyebab Asam Urat, dan 4 Obat Herbal untuk Mengatasinya

Avanafil

Avanafil (Stendra) adalah pil disfungsi ereksi lain dari golongan obat PDE5. Ia bekerja dengan cara yang sama seperti sildenafil tetapi bekerja lebih cepat dan lebih lama.

Avanafil dapat mulai berlaku 15 menit setelah seseorang mengonsumsi obat tersebut, dan dapat bertahan hingga 6 jam.

Tadalafil

Tadalafil (Cialis) adalah jenis obat PDE5 lain untuk mengobati disfungsi ereksi. Dokter juga menggunakan obat ini untuk mengatasi masalah prostat dan tekanan darah tinggi.

Tadalafil membutuhkan setidaknya 30 menit untuk mulai bekerja, tetapi bisa bertahan hingga 36 jam. Beberapa orang menggunakan tadalafil dosis rendah setiap hari, bukan sebelum berhubungan seks.

Vardenafil

Vardenafil (Levitra) adalah obat PDE5 lainnya. Meskipun bekerja sama dengan obat PDE5 lainnya, obat ini bertahan sekitar 4 jam.

Risiko dan efek samping pil ED

Pil ini umumnya aman, tetapi beberapa orang harus menghindari meminumnya. Ini termasuk siapa saja yang:

1. berusia di bawah 18 tahun

2. memiliki tekanan darah rendah

3. baru-baru ini mengalami stroke atau serangan jantung

4. memiliki riwayat penyakit jantung atau hati

6. alergi terhadap pil disfungsi ereksi

Baca Juga: Metode Pengobatan untuk Mengatasi Alergi

Siapa pun yang minum obat untuk kondisi kesehatan harus selalu memeriksakan diri ke dokter sebelum minum pil disfungsi ereksi. Obat-obatan juga dapat memiliki efek samping yang meliputi:

1. sakit kepala

2. mual

3. hot flashes

4. hidung tersumbat atau meler

5. pusing

6. masalah penglihatan

Seseorang harus segera berhenti minum obat jika mengalami nyeri dada, gejala seperti demam, atau ereksi yang menyakitkan yang berlangsung selama beberapa jam.

Psikoterapi

Bagi sebagian orang, disfungsi ereksi adalah akibat dari masalah psikologis atau emosional. Misalnya, kecemasan atau stres tentang aktivitas seksual dapat menyebabkan disfungsi ereksi Seseorang dengan harga diri rendah mungkin juga mengalami disfungsu ereksi.

Dalam kasus ini, psikoterapi mungkin merupakan pilihan yang baik. Terapi perilaku kognitif (CBT) adalah bentuk umum psikoterapi yang bertujuan untuk mengubah pola pikir dan perilaku yang menimbulkan masalah.

Baca Juga: Pentingnya Mengetahui Ukuran Kondom dan Cara Menggunakannya bagi Para Pria

CBT mungkin berfokus pada masalah yang mendasari, seperti depresi atau kecemasan. Mungkin juga fokus pada faktor seksual, seperti melatih keterampilan seksual atau mengubah proses berpikir tentang seks.***

Editor: Kurnia Sudarwati

Sumber: Medical News Today

Tags

Terkini

Terpopuler