Puasa Membuat Penderita Asam Lambung Semakin Parah, Simak Penjelasan Dekan Fakultas Kedokteran UI Depok

7 April 2022, 10:00 WIB
Ilustrasi asam lambung meningkat. /Julien Tromeur/Unsplash/

RINGTIMES BANYUWANGI – Menahan lapar dan dahaga selama bulan Ramadhan bagi sebagian individu terasa tidak ada hal yang signifikan, namun akan berbeda cerita dengan penderita asam lambung.

Penyakit asam lambung dalam istilah kedokterannya sering dikenal sebagai Gastroesophageal Reflux Disease (GERD).

GERD atau penyakit asam lambung merupakan suatu bentuk gangguan saluran cerna, dimana isi lambung masuk kembali ke dalam esofagus dan rongga mulut, sehingga menyebabkan gejala dan komplikasi.

Baca Juga: Makanan Pedas Tak Sebabkan Asam Lambung Naik Menurut dr Zaidul Akbar, Mengapa?

GERD merupakan kondisi yang cukup sering dialami, dimana prevalensinya diperkirakan mencapai 8 – 33 persen di seluruh dunia.

Kontradiksi antara kewajiban bagi umat Muslim untuk puasa menahan memasukkan sesuat ke dalam tubuh dengan penderita asam lambung akan menimbulkan pertanyaan sendiri.

Dilansir dari Antara Jatim, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH., mengatakan bahwa puasa Ramadhan justru dianjurkan bagi penderita asam lambung. 

Baca Juga: Makanan yang Tidak Disangka Membuat Asam Lambung Naik Menurut dr Zaidul Akbar, Ternyata Bukan karena Pedas

“Jika penderita maag non-akut, artinya penderita tidak mengalami gejala parah seperti muntah, muntah disertai darah, nyeri perut yang luar biasa, dan gangguan ekstrim lain. Tetapi  malah dianjurkan untuk berpuasa," ujarnya dalam cuplikan  YouTube Dokter UNAIR TV pada hari Rabu, 30 Maret 2022.

Menurut penelitian karya Ivan Buntara et. Al yang berjudul “PERBANDINGAN HASIL KUESIONER GERD-Q DAN GEJALA GERD PADA KELOMPOK YANG MENJALANKAN PUASA RAMADHAN DAN TIDAK”, puasa Ramadhan tidak terbukti meningkatkan gejala-gejala dan insidensi penyakit.

Hasil menunjukan tidak terdapat bukti perbedaan antara kelompok yang menjalankan puasa dan tidak.

Baca Juga: Cara Membuat Obat Asam Lambung dari Bahan Dapur ala dr Zaidul Akbar

Lanjut Ari, sekitar 60 persen penderita maag jenis fungsional disebabkan oleh 3 hal:

1. Pola hidup, jadwal makan yang tidak teratur seringkali dianggap enteng bagi sebagian individu.

2. Pengelolaan stres yang buruk.

3. Konsumsi makanan yang memicu maag, diantaranya seperti terlalu berlemak, kafein, asam, dan kasus banyak orang Indonesia konsumsi yaitu makanan pedas.

Ia menambahkan, jika puasa dijalankan sesuai kaidahnya, maka puasa justru menyembuhkan penyakit maag. Tapi, jika tiga hal diatas tidak dikendalikan, tak aneh jika penyakit maag terulang.

Baca Juga: 5 Makanan Terbaik untuk Atasi Asam Lambung

Prof. Ari menguatkan dengan referensi sebuah penelitian yang membandingkan dua kelompok.

Penelitian tersebut mengambil sampel sebanyak dua. Satu penderita GERD, namun rutin minum obat dan tidak melaksanakan puasa Ramadan.

Sampel lainnya penderita asam lambung meminum obat yang sama namun menjalankan puasa Ramadhan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tukak (lambung) penderita asam lambung yang berpuasa Ramadhan justru lebih cepat sembuh dari mereka yang tidak melaksanakan puasa.

Hal ini ditegaskan kembali oleh Prof. Arif, dengan berpuasa tapi tetap teratur.

Seperti contoh usahakan minimal ikut sahur, sekalipun memiliki sakit maag yang kronis, karena dengan berpuasa Ramadhan sakit maag akan membaik.***

Editor: Shofia Munawaroh

Tags

Terkini

Terpopuler